Dalam rangka mendukung para santri kelas akhir Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang, Jawa Timur, IKAPPDAR (Ikatan Keluarga Pondok Pesantren Darul Ulum) menggelar doa bersama yang dibagi dalam dua gelombang.
Gelombang pertama dilaksanakan pada 27–28 November 2025 oleh IKAPPDAR GAMABESTRA, gabungan dari delapan komisariat: Karesidenan Kediri, Karesidenan Madiun, Karesidenan Besuki, Sumatra, Gresik, Surabaya, dan Sidoarjo. Gelombang kedua berlangsung pada 4–5 Desember 2024 oleh fusi IKAPPDAR BIMANTARA’S yang terdiri dari 11 komisariat, di antaranya IKAPPDAR Indonesia Timur, Letter N, Madura, Banero (Tuban–Bojonegoro), Semarang (meliputi Jawa Tengah dan Yogyakarta), Jawa Barat, Jabodetabek, Tegal–Brebes, Mojokerto, Lamongan, dan Jombang.

Pelaksanaan doa bersama tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jika sebelumnya doa bersama hanya diikuti satu hingga tiga komisariat dan dilaksanakan dalam satu waktu untuk santri putra dan putri, tahun ini kegiatan dilakukan dalam format fusi besar antara delapan dan sebelas komisariat. Pembagian waktu juga dibedakan: Kamis malam untuk santri putra dan Jumat siang untuk santri putri.
Menurut Amir selaku panitia Doa Bersama IKAPPDAR (Dober), perubahan format ini dilakukan untuk efisiensi waktu, khususnya bagi santri kelas akhir jenjang SLTA yang pada semester dua akan menghadapi rangkaian ujian akhir, mulai dari Ujian Tulis Pondok Pusat, Ujian Akhir Jenjang, hingga SNBT. Karena itu, Dober IKAPPDAR yang biasanya digelar pada semester dua, tahun ini dipindah ke semester satu.
Pada malam ini, kegiatan Doa Bersama IKAPPDAR Bimantara’s untuk santri putra dimulai pada pukul 19.00 WIB. Kegiatan ini diawali dengan penampilan Sholawat Banjari dari grup banjari santri Darul Ulum yang dipadukan dengan tarian Sufi, menciptakan suasana religius yang khidmat. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pembacaan Istighotsah oleh Naufal Raihan dan Khafiz, sebelum moderator resmi membuka rangkaian kegiatan tersebut.
Suasana semakin sakral ketika Muhammad Hanif Al-Husaini melantunkan ayat suci Al-Qur’an, kemudian seluruh peserta berdiri untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya serta Mars Darul Ulum, dua lagu wajib yang selalu dikumandangkan pada setiap kegiatan resmi Pondok Pesantren Darul Ulum.
Seusai menyanyikan lagu Indonesia acara ini dilanjutkan dengan sambutan-sambutan. Sambutan yang pertama dari Ketua Pelaksana Wahyu Nur Cahyo yang kemudian dilanjutkan dengan Sambutan Kelas Akhir Rifqi Zakiyul Fuad.
Rifqi menyampaikan bahwa di manapun kita berada setelah boyong dari Ponpes Darul Ulum harus selalu menjaga akhlak. “Karena kalaupun sudah alumni, kita harus menjadi teladan di tengah masyarakat dan juga masih tetap membawa almamater Darul Uum dan para guru-guru, yakni para Masyayikh Pondok Pesantren Darul Ulum,” ujarnya.
Setelah sambutan perwakilan dari kelas akhir, acara dilanjutkan dengan sambutan Majelis Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ulum KH M Dzulfikar As’ad. Dalam sambutannya, Kiai Ufik, sapaannya, menyampaikan bahwa santri Darul Ulum senantiasa mengamalkan Istighotsah karena inilah yang menjadi ciri khas Darul Ulum. Juga diingatkan bahwa santri harus bermuhasabah, yakni mengoreksi setiap kekurangan sebagai santri.
Seusai sambutan tersebut, acara dilanjutkan dengan pembacaan Sholawat Mahalul Qiyam oleh tim banjari, kemudian diteruskan dengan Mauidhoh Hasanah oleh KH M Hamid Bishri. Kiai Mamik, panggilannya, mengajak para santri untuk mensyukuri nikmat Allah dengan meningkatkan ketakwaan serta meneladani Rasulullah SAW. Kiai Hamid juga mendoakan agar para santri menjadi pribadi yang bermanfaat di masyarakat.
Kegiatan yang dihadiri sekitar dua ribu santri putra, para pembina IKAPPDAR, serta para Masyayikh Darul Ulum ini berlangsung penuh kekhidmatan. Doa bersama tersebut diharapkan menjadi bekal spiritual bagi para santri menjelang tugas dan perjalanan baru mereka setelah meninggalkan pondok, serta menjadikan mereka insan yang bermanfaat bagi agama, bangsa, dan masyarakat.





