Is’aful Ikhwan: Kitab Seputar Ramadan Karya Ulama Madura

18 views

Bulan Ramadan merupakan bulan yang memiliki banyak keutamaan (fadhilah). Saking mulianya bulan yang selalu dinanti-nantikan tersebut, para ulama banyak yang menulis risalah tersendiri berkaitan dengan puasa dan keutamaan bulan Ramadan.

Seperti, Al Imam Izzudin bin Abdus Salam yang memiliki risalah berjudul Maqashid Ash-Shoum. Kemudian ada Hujjatul Islam Al Imam Al Ghazali yang menulis sebuah risalah yang berjudul Asrorus Shaoum dan Syaikh Muhammad bin Sa’id Ruslan yang menulis sebuah risalah perihal bulan Ramadan dengan judul Ramadhan Syahru Al-Itq Min An Naar.

Advertisements

Begitu juga dengan ulama di bumi Nusantara ini, juga banyak menulis kitab atau risalah seputar bulan Ramadan. Seperti, kitab Is’aful Ikhwan yang ditulis oleh KH Ahmad Barizi dari Lanbulan, Bangkalan, Madura.

Kitab yang ditulis oleh saudara kandung dari KH Ahmad Ghozali ini memuat seputar keutamaan bulan Ramadan, nida’ bilal dalam salat tarawih, doa setelah salat tarawih dan witir, yang mana keseluruhan isi kitab ditulis menggunakan bahasa Madura ala Arab alias Pegon.

Adapun, bab pembuka dalam kitab ini memuat seputar dalil yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadit Nabawiyah tentang keutamaan bulan Ramadan. Kemudian, pada bab kedua memuat ancaman kepada orang yang tidak berpuasa di bulan Ramadan tanpa adanya udzursyar’i atau halangan.

Kemudian, pada bab berikutnya memuat seputar niat puasa Ramadan, doa, dan nida dalam salat tarawih dan salat witir. Dalam kitab ini dimuat pula doa khatmil Qur’an yang bersumber dari Sayyid Ahmad bin Zaini bin Dahlan, mufti Madzhab Syafi’iyyah di Tanah Hijaz.

Lalu kitab ini pembahasannya juga mencakup tentang lailatul qadar dan tiga kaidah ulama tasawuf perihal prediksi datangnya lailatul qadar berdasarkan hari permulaannya puasa. Ada juga bab yang membahas seputar keutamaan dan amaliyah yang dilakukan ketika hari raya Idul Fitri atau telasan.

Sebagai bab penutup, kitab yang rampung ditulis pada tanggal 19 Ramadhan 1435 H ini juga membahas perihal zakat fitrah. Dalam hal ini, KH Ahmad Barizi mengikuti pendapat gurunya, Syaikh Ismail bin Zain Al Makki, bahwa zakat fitrah yang dikeluarkan ada baiknya dilebihkan.

Jika pada umumnya zakat fitrah dikeluarkan sebanyak 2,5 kg atau 3 kg, maka Syaikh Ismail memfatwakan agar zakat fitrah yang dikeluarkan dilebihkan menjadi 4 kg supaya menjadi kemanfaatan bagi para mustahiq (penerima) zakat. Wallahu A’lam.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan