Buku yang saya tulis ini, Jejak Langkah Sang Kyai, memuat kisah perjalanan hidup KH Yazid Karimullah, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Qarnain Jember, Jawa Timur.
Kiai Yazid, sapaan KH Yazid Karimullah, lahir di Desa Baletbaru Sukowono, Jember, 25 Januari 1950. Kiai Yazid merupakan putra dari pasangan KH Karimullah dan Nyai Hj Siti Maimunah.
Pada 1964, Kiai Yazid nyantri di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Asembagus, Situbondo yang diasuh KH Raden As’ad Syamsul Arifin. Dalam kembara intelektualnya di Sukorejo, di samping belajar ilmu agama, Kiai Yazid juga menekuni pembelajaran tentang haliyah gurunya, Kiai As’ad, sapaan KH As’ad Syamsul Arifin.
Kiai Yazid menganggap keberhasilan Kiai As’ad dalam menata umat perlu untuk diteladani. Maka dari itu, gerak-gerik Kiai As’ad terus ditekuni, meski dari ketekunannya tersebut Kiai Yazid merasa masih belum tuntas meniru jejak Kiai As’ad.
Kini, santri Kiai Yazid mencapai dua ribu lebih. Mereka berasal dari Jember, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, Lumajang, Gresik, Pasuruan, dan Madura. Juga dari luar provinsi, seperti Jawa Barat, Kalimantan, Sumatera, Aceh, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, Kepulauan Riau. Bahkan, ada juga santrinya yang berasal dari luar negeri, seperti Kuala Lumpur, Malaysia.
Baru-baru ini, Pondok Pesantren Nurul Qarnain telah menjalin kerja sama dengan Directur Narathiwat Primary Education Service Thailand dalam pertukaran mahasiswa. Selain itu, salah satu santri Pondok Pesantren Nurul Qarnain telah lolos menerima beasiswa kuliah di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.
Nama Kiai As’ad yang menjadi guru dari Kiai Yazid ini tidaklah asing. Sebab, kiprahnya susah tidak diragukan lagi, baik dari segi nasab keilmuan, sebagai pimpinan pondok yang banyak melahirkan tokoh-tokoh besar, maupun sebagai tokoh yang berkontribusi besar bagi masyarakat dan negara.
Kiai As’ad tercatat sebagai salah satu pelaku sejarah berdirinya organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU). Tidak hanya itu, Kiai As’ad juga berkontribusi dalam perebutan kemerdekaan Indonesia dari penjajah bersama pasukan Pelopor yang dikomandoninya.