Pada umumnya santri adalah seseorang yang menuntut ilmu di pondok pesantren, baik yang mukim, yang tinggal di pondok, maupun santri kalong, yang tak bermukim di suatu pondok. Di pondok pesantren, santri bisa mengikuti pembelajaran formal maupun nonformal sekaligus.
Di dalam pondok pesantren, sebagai tempat santri mencari ilmu, bisa memiliki cara pembelajaran yang berbeda. Ada yang pesantren yang hanya mempelajari kitab kuning dan tidak mempelajari pelajaran formal pada umumnya. Ada juga pondok pesantren yang mempelajari keduanya sekaligus. Oleh karena itu, setiap pondok pesantren biasanya memiliki ciri pembelajaran masing-masing.
Tak hanya mempelajari pelajaran formal dan nonformal, di dalam pondok pesantren santri juga menjalani pendidikan karakter untuk menjadi manusia berakhlak, ber-akhlaqul karimah. Karena itu, selain menguasai ilmu, seorang santri juga harus menjaga akhlaknya baik di dalam pesantren maupun di luar pesantren. Karena, pada dasarnya, itulah tujuan santri belajar pesantren sebagaimana dipahami masyarakat umum.
Namun, santri “zaman now” atau masa kini memiliki tantangan hidup lebih kompleks dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Santri generasi milenial ini dihadapkan pada kenyataan perubahan zaman yang demikian maju sebagai buah dari perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi digital.
Zaman yang sangat canggih ini mau tak mau membuat masyarakat, khususnya santri, begitu takjub. Saat ini, santri tengah diuji dengan berbagai hal yang berhubungan dengan kemajuan teknologi informasi digital ini. Ini bisa mempengaruhi proses pembelajaran santri, hingga dapat menurunkan minat santri dalam belajar.
Bisa saja santri terbawa oleh gaya hidup global, semisal paham hedonisme dan sebagainya. Seorang santri bisa terseret arus arus globalisasi ini. Yang paling gampang, misalnya, ketergantungan santri akan gadget, smartphone untuk bermain di jejaring sosial media seperti instagram, facebook, twiter dan sebagainya. Jika demikian halnya, proses pembelajaran santri akan terganggu.
Pada zaman now ini, gaya dan paham hidup global sudah mulai menjangkiti kalangan santri. Mereka, misalnya, mulai lebih mengidolakan orang luar dibandingkan mengenal para tokoh agama serta sejarah keislaman. Ini mengindikasikan bahwa perkembangan teknologi informasi mulai menpengaruhi gaya hidup santri zaman now.
Oleh karena itu, kita sebagai santri harus bisa membedakan mana hal-hal yang baik yang harus kita serap dan laksanakan dan mana hal-hal buruk yang harus kita tinggalkan. Sebab, sebagai santri kita memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Kita adalah generasi muda yang harus menghidupkan dunia santri untuk mewarnai kehidupan di dunia, khusunya negara Indonesia, sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan di dalam pesantren.