Kemuliaan Ibu dalam Islam

756 views

Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” (QS. Lukman: 14)

Setiap tanggal 22 Desember, kita memperingati Hari Ibu. Tanggal ini diresmikan oleh Presiden Soekarno melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, bertepatan dengan ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928. Tanggal tersebut dipilih untuk merayakan semangat wanita Indonesia dan untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Kongres Perempuan Indonesia sebagai momentum agar kita menyadari bahwa peran perempuan (baca: ibu) sangat penting dalam membawa kesejahteraan bangsa.

Advertisements

Di dalam Islam, kedudukan seorang ibu adalah mulia. Hal ini dapat kita pahami, mengingat seorang ibu merupakan sosok yang begitu tabah dalam menghadapi kepayahan bahkan harus meregang nyawa demi melahirkan seorang anak. Sebelumnya, seorang ibu setidaknya selama 9 bulan mengandung atau hamil dengan segala kondisi yang tidak dapat dirasakan oleh orang yang bukan ibu. Setelah si bayi lahir, ibu masih harus berjuang dengan segala risiko lelah, penat, dan kesibukan mengurus si cabang bayi. Itu semua diberikan oleh ibu dengan penuh keikhlasan, tanpa pamrih, serta dilakukan dengan penuh cinta dan rasa kasih sayang.

Menurut al-Quran, Surat al-Lukman ayat 14 di atas, ada tiga persoalan yang dihadapi seorang ibu. Pertama, mengandung atau hamil selama kurang lebih 9 bulan. Dalam menjalani proses kehamilan, seorang ibu akan dihadapkan pada serangkaian lelah atau payah yang harus ditanggung (dalam bahasa al-Quran, payah yang bertambah-tambah). Namun, ibu tetap tabah dan sabar dalam menghadapi kenyataan ini.

Kedua, ibu harus menanggung sakit yang tak terperi ketika melewati proses kelahiran. Mengorbankan jiwa dan raga demi anak tersayang, demi generasi masa depan yang lebih baik. Ketiga, mengasuh seorang anak yang masih belia, tentu saja membutuhkan pengorbanan dan kesabaran. Membersihkan kotoran, harus bangun di saat orang lain terlelap, serta menjaga si jabang bayi agar tetap nyaman dalam pelukan.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan