Kepergian KH Abdul Muid Ahmad: Sang Penjaga Sanad Al-Muayyad

Malam Jumat kemarin (16/10/2025), kabar duka menyelimuti bumi Surakarta, Jawa Tengah. Pondok Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan berduka atas wafatnya KH Abdul Muid Ahmad. Kepergian yang terjadi begitu tiba-tiba ini bukan hanya menghentikan napas seorang ulama, tetapi juga seolah membekukan waktu di lingkungan salah satu pesantren tertua di Surakarta itu.

Mengenal Sosok Kiai Muid

https://www.instagram.com/jejaringduniasantri/

KH Abdul Muid Ahmad adalah figur kunci yang memiliki keterikatan nasab dan keilmuan langsung dengan tonggak sejarah Al-Muayyad. Beliau merupakan cucu dari KH Ahmad Shofawi, salah seorang perintis dan penyandang dana utama yang mewakafkan tanah untuk pendirian Al-Muayyad pada tahun 1930.

Ketersambungan darah ini menjadikannya sebagai “penjaga sanad keilmuanyang memastikan bahwa ajaran dasar pesantren—khususnya dalam bidang Tahfidzul Qur’an—terus berjalan di atas rel yang benar dan otentik sesuai amanah para muassis.

Dibesarkan dalam naungan Al-Qur’an dan tradisi pesantren salaf, Kiai Muid mendedikasikan seluruh hidupnya untuk menjaga dan merawat apa yang telah diwariskan oleh para pendahulunya. Beliau dikenal sebagai pribadi yang alim, wara’, dan rendah hati, menjauhkan diri dari sorotan publik. Kendati demikian beliau selalu menjadi rujukan utama masyarakat Surakarta.

Dedikasi dan Warisan Spiritual

Beliau bukan sosok yang gemar tampil di publik. Kiprah beliau bukan berceramah dari satu panggung ke panggung yang lain.  Kiprah beliau adalah kiprah yang sunyi namun sangat berbobot. Kiprah dan dedikasi beliau berpusat pada dua pilar utama: menjaga tradisi keilmuan dan menguatkan spiritualitas santri.

Sebagai pesantren Al-Qur’an tertua di Surakarta, Al-Muayyad menempatkan tahfiz (menghafal Al-Qur’an) sebagai ruh. Kiai Muid memastikan sistem pembelajaran, tata krama, dan sanad bacaan Al-Qur’an berjalan lurus dan tidak terkontaminasi oleh arus modernisasi yang bisa merusak esensi. Beliau sering kali menjadi rujukan terakhir bagi para huffadz (penghafal) dan pengajar Al-Qur’an di pesantren.

Meskipun tidak selalu berada di garda depan struktur kepengurusan formal, peran beliau sebagai dewan pembina dan sesepuh (tetua) yayasan sangat krusial. Karisma spiritualnya menjadikannya sosok yang dicari oleh para ulama dan tokoh.

Salah satu momen bersejarah yang terekam adalah ketika beliau dipercaya memimpin doa saat Calon Wakil Presiden Ma’ruf Amin berziarah ke makam pendiri Al-Muayyad. Hal ini menunjukkan pengakuan publik atas kedudukan spiritual dan keilmuan beliau.

Dedikasi terbesar Kiai Muid adalah dalam mencontohkan akhlakul karimah. Bagi para santri, kehadiran beliau adalah kurikulum hidup; melihat cara beliau beribadah, bersikap, dan berinteraksi sudah cukup menjadi pelajaran tentang bagaimana seharusnya seorang muslim, khususnya seorang kiai, menjalani kehidupan yang seimbang antara dunia dan akhirat.

Duka Keluarga dan Santri

Wafatnya Kiai Muid pada malam itu meninggalkan guncangan emosional yang mendalam. Bagi keluarga besar Al-Muayyad—istri, putra-putri, cucu, dan menantu—kehilangan beliau berarti kehilangan peneduh utama, sumber nasihat, dan tiang penyangga yang kokoh. Ruangan yang biasa beliau tempati, majelis taklim, dan bahkan tempat salat kini terasa hampa.

Sementara bagi ribuan santri yang menimba ilmu di sana, rasa kehilangan ini sangat pahit. Santri kehilangan sosok panutan yang menjadi cerminan kesalehan.

Kehilangan bukan hanya karena terputusnya bimbingan ilmu secara langsung, tetapi juga kehilangan sosok yang menjadi jaminan spiritual (tawassul) dan sumber keberkahan. Mereka kehilangan sosok yang selalu mendoakan mereka dalam setiap sujudnya.

Kepergian beliau adalah pengingat bahwa waktu ulama di dunia terbatas. Jangan sia-siakan hidup mereka dengan tidak meneladani akhlaknya dan mengambil keberkahan darinya.

Meskipun beliau telah meninggalkan kita semua, dalam setiap helaan napas dan lantunan Al-Qur’an yang terdengar dari komplek Al-Muayyad, semangat dan warisan KH Abdul Muid Ahmad akan terus hidup. Tiap bacaan Qur’an para santri Al-Muayyad adalah bacaannya. Tiap istighfar mereka adalah ampunan baginya. Tiap kebaikan mereka adalah kebaikan baginya.

Teruntuk Sang Penjaga Sanad Al-Muayyad, lahul fatihah…

Multi-Page

Tinggalkan Balasan