Santri Pondok Pesantren Aksara Pinggir, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (05/06) malam, kedatangan tamu istimewa. Sang tamu adalah Dr Prosper Simbarashe Maguchu LL.M, pakar hukum dari Vrije Universiteit Amsterdam, Belanda. Kedatangan Ilmuwan kelahiran Zimbabwe ini merupakan bagian serangkaian kunjungannya ke Indonesia. Karena bersahabat dengan pendiri Aksara Pinggir Dr Heriyono Tardjono, maka Prosper diajaklah mampir .
Aji mumpung ada pakar hukum, Hery selaku pengasuh Aksara Pinggir, yang kala itu jadwalnya Ngaji Kitab Tahliyah, meminta tamunya untuk mengisi “ngaji” di hadapan para santri. Namun malam itu bukan mengkaji hukum, melainkan tentang komparasi pemuda Indonesia dan Eropa. Prosper sangat terkesan dengan pemuda di Indonesia. Ia banyak melihat, pemuda Indnonesia penuh tanggung jawab, kreatif, dan memanfaatkan waktu dengan baik,
Prosper mengkomparisakan dengan apa yang dilakukan pemuda lain di negara-negara Barat. “Apa yang kita lakukan sekarang akan menjadi investasi di masa depan, masa muda tidak akan pernah kembali. Di Amerika, banyak pemuda yang saling tembak-menembak, pergi ke mal, ke tempat umum membawa senjata api. Padahal apa yang kita lakukan hari ini adalah untuk persiapan masa depan,” terangnya.
Kemudian, dia juga menceritakan bagaimana realitas yang ada di Inggris. Meskipun di Inggris masyarakatnya digambarkan hidup tertib, tapi kenyataan pemudanya di sana mengkhawatirkan. “Saya sering membaca koran di London, kriminalitas di sana itu sering dibertiakan pemuda menusuk menggunakan pisau, kadang juga terjadi penyiraman ke wajah orang menggunakan cairan keras asam,” ucap doktor yang memang sering keliling dunia ini.
Prosper menabahkan, di Jerman tak kalah parah pemudanya. “Di Jerman banyak pemuda yang bunuh diri, menabrakkan diri di kereta, sampai kampus yang gedungnya tinggi dikasih jaring biar tidak pada menjatuhkan diri dari atas gedung. Mereka pada depresi, tidak menikmati kebahagiaan,” terang Akademisi yang sering diundang menjadi dosen tamu di kampus-kampus di Indonesia ini.