Beberapa hari yang lalu beredar video seorang pria yang mengejek para pemakai masker di Pakuwon Mall Surabaya, Jawa Timur. Pria bernama PA (28 tahun), Warga Driyorejo, Gresik, Jawa Timur itu mengaku tak percaya Covid-19 ada. PA menuturkan, aksinya itu direkam saat dirinya mengunjungi Pakuwon Mall pada Minggu (2/5). PA yang berprofesi sebagai pedagang online dan pemilik barbershop ini mengaku sempat memakai masker saat memasuki mal. Namun setibanya di dalam, masker itu dilepas.
Ia kemudian sengaja merekam video berisi ejekan kepada pengunjung mal yang tetap memakai masker. Ia menyebut, video yang memuat ejekan itu adalah opininya. Namun, setelah videonya itu beredar luas dan mendapatkan respons publik, PA pun menyesali perbuatannya. Menurutnya ejekan dengan kata-kata tak kasar terhadap pengunjung mal yang memakai masker itu adalah ucapan yang tidak pantas.
Ia pun meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia yang telah taat menegakkan protokol kesehatan, terutama warga Surabaya. PA menyadari videonya itu meresahkan dan mengganggu banyak orang. Ia pun berjanji, usai kejadian ini, akan patuh menerapkan protokol kesehatan dan memakai masker setiap ia bepergian.
Seandaikan PA telah divaksin, ia tetap wajib memakai masker. Apalagi ia menggendong anak kecil yang bisa saja terpapar Covid-19 akibat tindakannya. Dokter spesialis penyakit menular, Kristin Englund, MD, menyatakan orang yang telah divaksinasi penuh bisa melakukan pertemuan kecil di dalam ruangan tanpa masker dengan orang lain yang juga sudah divaksinasi penuh. Individu yang telah divaksinasi penuh juga dapat mengadakan pertemuan kecil dengan orang lain dari satu rumah tangga yang tidak divaksin, selama tidak ada seorang pun di dalam rumah yang berisiko tinggi. Selain itu, orang yang divaksinasi penuh tidak perlu dikarantina atau dites jika melakukan kontak erat dengan seseorang yang positif Covid-19, tidak menunjukkan gejala apa pun.
Agama Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin. Hal tersebut berarti Islam memberikan tuntunan untuk meraih keselamatan, kebahagiaan serta kesejahteraan bagi pemeluknya, semua makhluk, dan seluruh alam.
Islam juga mengajarkan kepada pemeluknya untuk mensyukuri salah satu rahmat Allah yang berupa kesehatan. Karena, jika seseorang sehat berarti, ia memiliki modal dasar untuk menjalani kehidupan. Tanpa kesehatan manusia tidak dapat menjalankan tanggungjawab yang menyangkut kepentingan diri sendiri, keluarga, masyarakat serta tugas dan kewajiban, dan ibadah kepada Allah.
Fenomena orang tidak melaksanakan protokol kesehatan di masa pandemi merupakan wujud seseorang tidak mensyukuri kesehatan. Hal tersebut terjadi karena vaksin hanya menawarkan perlindungan 94 hingga 95 persen saja. Fakta ini menunjukkan bahwa setelah divaksin, orang-orang masih tetap berisiko untuk terpapar Covid-19. Jika orang yang divaksinasi itu terinfeksi tanpa gejala kemudian ia melakukan kontak fisik kepada orang yang belum divaksin tentunya itu akan memunculkan klaster baru. Kemunculan klaster ini tidak hanya merugikan pelaku tetapi semua orang yang terinfeksi akibat tindakan cerobohnya. Oleh karena itu, perlu tindakan pencegahan dengan memakai masker, menjaga jarak, dan tindakan pencegahan lainnya walaupun individu tersebut telah divaksinasi.
Sejak pandemi terungkap, para ahli sudah cemas tentang penyebarannya yang tidak menunjukkan gejala (asimptomatik). Jika orang yang divaksin tidak memakai masker, mereka dapat menyebabkan virus terus menyebar. Mendapatkan vaksinasi berarti jauh lebih kecil kemungkinannya kita untuk sakit. Tapi kita juga harus melindungi orang lain yang menunggu giliran untuk menerima vaksin.
Dr. Craig Considine, Sosiolog Rice University Houston, menjelaskan Rasulullah Salallahu Alaihi wa Salam telah memberi contoh pentingnya usaha dan doa. Usaha maksimal ditambah doa akan memberi hasil terbaik dibanding hanya melakukan salah satunya.
Dalam tulisannya yang dimuat di Newsweek, Dr Considine merujuk pada salah satu hadis yang diceritakan Anas bin Malik. Hadis ini berderajat hasan namun sangat relevan dengan kondisi umat Islam.
قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ، يَقُولُ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَعْقِلُهَا وَأَتَوَكَّلُ أَوْ أُطْلِقُهَا وَأَتَوَكَّلُ قَالَ “ اعْقِلْهَا وَتَوَكَّلْ”
Artinya: Anas bin Malik menceritakan seorang laki-laki yang berkata, “Ya Rasulullah SAW, apakah aku harus mengikat untaku dan bertawakal pada Allah SWT atau melepaskannya dan bertawakal pada Allah SWT?” Rasulullah SAW berkata, “Ikat untamu dan bertawakal pada Allah SWT.” (HR At-Tirmidzi).
Menurut Dr Considine, Rasulullah Muhammad Salallahu Alaihi wa Salam selalu memotivasi umatnya selalu meminta pertolongan dari Allah serta diwajibkan berusaha untuk menjaga kesehatan, keselamatan, dan kondisi yang lebih baik. Terkait wabah virus corona yang dihadapi dunia saat ini, Dr Considine menekankan pentingnya usaha mengikuti saran para ahli kesehatan.
Islam melarang berbagai tindakan yang membahayakan fisik. Hal tersebut dinyatakan dalam firman Allah dalam,
وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
Artinya: Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh Allah Maha penyayang kepadamu. (QS. An-Nisa: 29).
Hal senada juga disabdakan oleh Rasulullah Salallahu Alaihi wa Salam,
قالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ
Artinya: Rasulullah Salallahu Alaihi wa Salam bersabda: “Tidak boleh berbuat madlarat dan hal yang menimbulkan madlarat.” (HR Ibn Majah dan Ahmad ibn Hanbal dari Abdullah ibn ‘Abbas)
Dari kedua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang muslim haram hukumnya untuk bertindak dengan sengaja menyakiti atau melakukan tindakan yang berpontensi untuk bunuh diri atau sengaja menyakiti dirinya.
Akibat tindakan PA membawa balita tidak memakai masker ini bisa mengakibatkan balita tersebut terpapar Covid-19. Islam mengajarkan umatnya agar tidak melakukan hal-hal yang dapat mencelakakan orang lain. Hal ini disampaikan Rasulullah dalam sebuah hadis:
مَنْ ضَارَّ ضَرَّهُ اللهُ وَمَنْ شَاقَّ شَقَّ اللهُ عَلَيْه
Artinya: Barangsiapa membahayakan orang lain, maka Allah akan membalas bahaya kepadanya dan barangsiapa menyusahkan atau menyulitkan orang lain, maka Allah akan menyulitkannya. (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Dari hadis tersebut dapat diambil simpulan bahwa Allah melarang umatnya untuk bertindak membayakan dirinya dan orang lain. Jika ada seseorang bertindak membayakan orang lain, Allah akan membalas orang tersebut dengan balasan lebih besar daripada yang telah dilakukan.
Dalam paradigma Islam, memelihara kesehatan diri sendiri dan orang lain merupakan kewajiban muslim. Memelihara kesehatan juga merupakan wujud nyata syukur seorang muslim.
Penyakit merupakan qadar dari Allah, maka upaya menjalankan protokol kesehatan pun juga merupakan bagian dari qadar Allah. Dengan mejanlankan protokol kesehatan, seorang muslim berupaya menghadapi qadar Allah dengan qadar Allah yang lain.