Senin, 16 Mei 2022, KH Miftahul Arifin Zain, yang biasa disapa Kiai Miftah telah wafat. Informasi yang beredar di berbagai media sosial ini menimbulkan duka yang begitu mendalam bagi santri, alumni, dan masyarakat di sekitar Pesantren Al-Munawarah. Lembaga pendidikan pesantren yang membawahi RA, MI, dan MA ini berlokasi di Desa Batuputih Kenek, Batuputih, Sumenep, Jawa Timur.
Berita wafatnya Kiai Miftah yang viral dan dikirim berantai di grup WA mengejutkan sebagian orang. Karena selama ini tidak ada kabar berita kalau Kiai yang masih muda ini dalam keadaan sakit. Tiba-tiba ada kabar bahwa Kiai Miftah diopname di RSI Kalianget dan hari berikutnya tersebar berita bahwa Beliau telah wafat. Oleh karena itu, berita meninggalnya Kiai yang merupakan keturunan pertama dari pendiri Pesantren Al-Munawarah, KH Zain, cukup memberikan duka yang begitu mendalam.
Salah satu kerabat dekat KH Miftahul Arifin Zain, Kiai Baihaqi Bashir, melalui pesan WA memberitahukan bahwa Beliau wafat di rumahnya, area Pesantren Al-Munawarah, sekitar pukul 20.20 hari Senin malam. Menurut kerabat dekat lainnya, Kiai Miftah meninggal dunia karena penyakit darah tinggi dan infeksi lambung. Penyakit ini yang mengantar Kiai Miftah hingga menghadap kepada Allah swt. Kiai Miftah juga sebagai alumni dari Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Jawa Timur.
Hari ini, Selasa, 17 Mei 2022, seluruh masyarakat sekitar Pesantren Al-Munawarah tumpah ruah mengantar kepergian Kiai Miftah menuju peristirahatan yang terkahir. Sebelum dibawa ke pamakaman, tempat peristirahatan terkahir, di lokasi pemakaman keluarga besar Al-Munawarah, Kiai Miftah yang juga sebagai Musytasar MWC NU Batuputih ini dimandikan kemudian dibawa ke masjid tidak jauh dari kediaman Beliau. Sekitar jam 14.00 WIB, setelah selesai disalatkan yang dihadiri oleh ratusan santri, alumni, dan masyarakat sekitar, Kiai Miftah pun dimakamkan tepat di sebelah barat dari masjid tempat Beliau disalatkan.
Seorang pimpinan pesantren telah berpulang ke hadirat Allah swt. Itu artinya, salah satu ulama yang ada di Batuputih telah pergi, begitu juga dengan ilmu yang dimiliki oleh Kiai Miftah. Namun demikian, aliran pengetahuan yang telah Beliau berikan kepada ratusan bahkan ribuan santri akan menjadi shadaqah jariyah, yang akan terus mengalir sepanjang masa. Dan semoga amal jariyah yang telah Beliau berikan menjadi washilah untuk mendapatkan maghfiroh (ampunan) dari Allah swt.
Inna lillahi wainna ilaihi roji’un, semoga ruh KH. Miftahul Arifin Zain mendapat tempat yang istimewa, surga Allah swt. Dan para keluarga, kerabat, dan handai tolan yang ditinggalkan mendapatkan kesabaran dan terus memanjatkan doa kebaikan bagi Kiai Miftah dan para leluhur, khususnya para pendiri Pesantren Al-Munawarah, Sumber Tombet, Batuputih, Sumenep, Jawa Timur. Wallahu A’lam!