YANG DISELAMATKAN
i/
kerudungku berkibar disuluh
berpuluh angin
menyeberangi seluruh keinsafan
dan rasa ingin
antara takjub dan hening musabah diri
untuk kembali dalam garis ketentuan
illahi
ii/
disamping ketabahan pucuk senja
meneduhkan bermacam kesalahan
masa lalu
larut dalam gerimis diatas hamparan
laut biru
musnah dalam jangkauan pikiran
nan sempit
serupa menelan obat pereda rasa sakit
iii/
di dalam setiap sujud dan doa
aku mengurung sejarah tak terbaca
yang telah ditutup sebegitu rapat
dengan segala kasih-Mu,
yang tak surut tertambat
iv/
di atas rumah-Mu yang menjulang agung
aku melepas bayangan untuk merenung
menerbangkan begitu jauh rasa syukur
agar nurani ini selamat, dari kata hancur.
BEGITU MUDAH
pada malam afotik yang akhirnya menyerah
berhumus jawaban yang semakin lelah
meski tak pernah ingin menanyakan
ia kerap datang menandai kesakitan
pengingat untuk memupus harapan
yang akhirnya membungkus nurani
dengan kain kafan
berkali-kali, sebuah jejak menyambangi
berkali-kali kini hadir tanpa permisi
membawa aroma tanah yang kini menjadi gurun
seraya menabuh mimpi, tengah berkarat untuk bangun
meski berlapis-lapis air telah dilewatkan
kini, berlembar-lembar air mata menampik tujuan
teruntuk tajamnya ujung-unjung gerimis beku
akhirnya kini menusuk sekujur tubuh nan membiru
barangkali tak jua cukup
mekarnya sekuntum mawar dari sebuah kuncup
barangkali tak jua pantas
hanya untuk sekedar tersimpan dalam gelas
selayak kilau-kilau air, apakah semua ini harus serba mengalir
hingga tak sampai terpikirkan,
bagaimana seseorang mengolah keringat, menjadi ketulusan.
APALAH ARTI