Setiap Ramadan tiba, ada satu malam yang disebut lebih baik dari seribu bulan. Lailatulqadar, begitu kita mengenalnya, menjadi misteri yang selalu menggoda rasa ingin tahu umat Islam.
Bukan hanya soal keutamaannya, tetapi juga kapan tepatnya malam ini terjadi. Ulama dari berbagai mazhab telah berijtihad, mencari petunjuk dari Al-Qur’an dan hadis, namun hasilnya tetap beragam.

Apakah ini bagian dari kepastian ilahi yang memang sengaja dirahasiakan? Atau justru ruang bagi manusia untuk terus berikhtiar dalam ibadah?
Dalam Al-Qur’an, Lailatulqadar disebut sebagai malam penuh berkah, malam turunnya para malaikat, dan malam yang lebih baik dari seribu bulan (QS. Al-Qadr: 1-3). Namun, yang menjadi perdebatan adalah kapan malam itu terjadi.
Rasulullah SAW, pernah bersabda bahwa Lailatulqadar berada di sepuluh malam terakhir Ramadan, khususnya pada malam-malam ganjil. Tetapi, beliau tidak menyebutkan tanggal pastinya.
Sebagian ulama berpendapat bahwa Lailatulqadar jatuh pada malam ke-27 Ramadan, dengan dalil dari hadis riwayat Muslim yang menyebutkan bahwa Ubay bin Ka‘ab bersumpah atas dasar petunjuk Rasulullah bahwa malam itu terjadi pada tanggal tersebut.
Ada juga ulama yang mengatakan malam ke-21, ke-23, atau ke-25, berdasarkan berbagai riwayat lainnya. Imam Syafi’i, misalnya, berpendapat bahwa malam itu berpindah-pindah setiap tahunnya, sehingga tidak selalu jatuh pada tanggal yang sama. Di sinilah menariknya Lailatulqadar.
Jika memang pasti jatuh pada satu tanggal, mungkin sebagian orang hanya akan beribadah penuh di malam itu dan mengabaikan malam lainnya. Tetapi dengan ketidakpastian ini, umat Islam justru didorong untuk terus meningkatkan ibadah di sepanjang sepuluh malam terakhir.
Dalam fikih, ada dua pendekatan dalam memahami Lailatulqadar. Pertama, mereka yang berusaha meneliti tanda-tanda malam tersebut berdasarkan dalil-dalil syar‘i dan pengalaman para ulama.
Beberapa hadis menyebutkan bahwa Lailatulqadar ditandai dengan suasana malam yang tenang, langit cerah tanpa hawa panas maupun dingin, serta matahari pagi yang terbit tanpa sinar menyilaukan.