DUNIA SEDERHANA
Ketika ia memejamkan mata
Segalanya tampak sempurna
Ketika ia membuka mata
Segalanya tak tersisa
Ketika ia mengedipkan mata
Segalanya memang nyata
Kedipan pertama
Segalanya butuh usaha
Kedipan kedua
Segalanya punya harga
Kedipan ketiga
Segalanya hanya kata
Yang ada di dunia
dunia sederhana
Tulungagung, 2021.
LAMPU GANTUNG
Di atas kasur seseorang menenggelamkan pagi
siang dan sore setelah kemarin dikejar-kejar diri
sendiri di kamar kepalanya menghadap langit
menerobos atap hingga tembus mimpi
“Sudah tujuh tahun lebih”
Ia tersentak, matanya terbelalak pada dinding putih
sebuah foto lama kedinginan tanpa bingkai
memandangi sepasang matanya, sepasang
mata di atas bantal menjelma laut pasang
Sepotong bulan sembunyi di balik bibirnya
Rambut malam yang gelap dan terurai
menggoda, meliuk ke kanan dan kiri
menyebarkan aroma melati seperti upacara
keberangkatan sepasang pengantin
dengan iring-iringan angin
yang berteriak tentang suatu hari
suatu hari yang telah dipilih dan dilingkari
sebagai peringatan yang harus ditepati
Seseorang mencoba berdiri mengambil selembar janji,
lalu ia kenakan untuk memperjelas wajah-wajah
dalam gambar, gambar semakin hitam
di bawah detak jam Ia gemetar ketakutan
Seseorang tetap melangkah perlahan
begitu hati-hati seperti rencana Tuhan
Ia menekan hatinya, hatinya kembali tenang
setelah lampu gantung memutuskan terus terang.
Tulungagung, 2021.
PEMANCING
/1/
Pemancing selalu datang
dengan umpan paling lezat: kesabaran
Ia pasang nasibnya di kail yang mirip huruf ba’
Lalu dilemparkannya benang dan doa
ke sungai dalam di mataMu
/2/
“Bismillah”
Gumamnya
Tapi ikan lebih tau
antara getaran pasrah
dan terpaksa, sungguh!
Kail pemancing lama tak bergerak
tak seperti pikirannya yang selalu beranjak
tentang sekarang, besok, dan kelak.
/3/
Bayangan senja mulai tampak tegak
dari sepasang mata pemancing
Ia perlahan mengangkat pancing
tanpa dendam kepada jarak
“Setiap jatah akan jatuh dengan tepat”
Katanya, sambil mengganti umpan yang pucat
“Tapi kau bukan malaikat”
Yang bertugas menumpahkan segala nikmat
“Tapi kau juga bukan Tuhan”
Memaksa ikan-ikan beriman
dan tersesat mengikuti angan
/4/
Cahaya bintang dan bulan
memantul ke permukaan
tetapi, sayang
Jalan pulang jadi buram
tertutup air bening
di kedua mata pemancing
Tulungagung, 2021.