LENGKARA

130 views

MENDIKTE TAKDIR

Malam mengetuk pintu rumah
Rembulan berkilau di atapnya
Angin menerobos jendela kamar
Berhenti membuatku mengangut
Membasahi bibir
Mengeja-ngeja namamu

Advertisements

Tepat di malam itu…

Doa-doa telah menyeruak ke langit
Melampaui garis takdir
Seperti sedang menegosiasi Tuhan
Untuk meng-ijabahkan doaku

Begitulah aku menjalari waktu
Untuk mengetuk pintu hatimu
Dengan mengetuk hati Tuhanku
Seperti malam yang mengetuk pintu rumahku
Melepas malam yang pekat
di ranjang peraduan bersamamu

Bangkalan, 06 April 2021.

LENGKARA

Pada anak waktu
Di dalam ruang yang sunyi
Ia menyelinap ke dalam hatiku

Mengetuk pintu yang purba
Di paksa menenggak kembali
Air ludah yang kusudahi.
Sebagaimana ludah
Yang tak ingin kujilat lagi

Ini hati yang tetap memilih untuk tetap basi
Dari patahan-patahan waktu
Yang disia-siakan
Untuk tetap pergi.

Mana mungkin!
Kecuali itu takdir
Yang mengetuknya kembali.

Bangkalan, 12 Agustus 2021.

INGKAR

Di malam itu kau menyalami waktu
Di sela-sela sepi
Yang tidak bisa masuk lagi
Menubikan kata
Pada sepenggal kalimat
Yang kau sebut doa

Mencoba memahat sedih
Di antara celah-celah
Amarah
Menafikan sebuah ikrar
Kesucian

Seolah-olah semuanya
Kau anggap ombak
Kadang pasang, kadang surut
Yang menggusur pasir di bibirnya

Percuma kau mencurahkan hujan
Pada lahan yang mengerontang
Karena ia tak mungkin
Menumbuhkan benih kehidupan.

Cak lil, Bangkalan 23 Agustus 2021.

WAKTU

Dalam setiap degup jantung
Aku menimba air mata
Dari temaram masa laluku
Ia hendak kembali
mematahkan waktu
Menarik kembali
Ke anak masa lalumu
Tapi itu sangat lengkara
Untuk melebur kembali
Sebagai wujud sediakala
Di saat-saat bersamamu.

Bangkalan, 4 Maret 2021.

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan