MADRASAH DINIYAH
peci hitam sarung menjulang daki waktu
meramal jejak sajak yang merangkak
jumpa menjadi tarian bagi angin dan hujan
kitab kuning merayu tangan-tangan waktu
bersila menukik labirin kisah peristiwa
yang menjunjung kerinduan asma kata
masih menyala lampu-lampu kenangan
menyertai hujan september tua di beranda
bersalam gundah kiriman hatif khayalan
2021.
MADRASAH IBTIDAIAH
seagam putih menyusun kirmizi bunga
gamang kisah tangis reda di haman kata
menumis jeruji tangan yang bertakhta
di sini, rumput saksikan lamunan tawa
kita sempurnakan tawadhu pada batu
setegak ia berpuisi berjalan menari
beralas kisah yang terbuang tadi malam
kau baca puisi perjalanan menuju kota
madrasah ibtidaiah, berserah pada tabah
2021.
MADRASAH TSANAWIAH
jingkat musim mencuri peristiwa
putih dongker menghiasi seragam
beranjak puisi menjadi teman abadi
di pesantren, siswa-siswi bermain api
orang-orang lalu lalang menimang tawa
merasuk gundah jumpa yang menyapa
tiga tahun ia menggais semadi waktu
amsal tawanya menjadi hujan di musimnya
tak pernah sesekali gugur dalam tafakur
2021.
MADRASAH ALIYAH
setabah bunga yang tumbuh
harum menyeruak arah mata
hujan menjadikan tawa rana
berserah pada musim hujan,
hujan berserah pada awan,
hanya kata, lalai menderita
walau detik mengetuk pintu
jendela tak pernah terbuka
dalam perjalanan simulakra
2021.
MADRASAH PUISI
diksi menyulam langit september
beralas tumpukan kenangan masa
rona yang diaminkan oleh semoga
puisi tengah mengamalkan buih
penderitaan musim kemarau setengah
epilog semrawut asma leksikin moksa
ia belajar menumis arah mata angin
hujan di musim kemarau adalah rintik
yang menyerang tubuh masam pelangi
2021.
ilustrasi: magdelene
Mantab kawan..