MATA IBU
Sewaktu kecil aku mendamba
mata ibu yang delima
Diayun-ayunkannya tubuh mungilku
di kelopaknya yang lebar lagi hangat.
Mata ibu rimbun yang menampung embun
dari kaki langit
Membasuhkuyupkan pikiranku,
warna-warni, rahasia-rahasia
dibisikkannya kepada mataku.
Saat aku duduk menerjemahkan usia,
kutemui hitam bola mata ibu mengikat doa-doa
Memeluk punggung tanganku yang menelungkup
bagai sehelai bunga gugur.
Dari mata ibu,
mimpiku melepas kelepak bayang ke langit
menyertai pergi, sepi yang merangkak dan berkeringat.
Mata ibu,
jendala yang berdiri erat
menyangga sepasang kakiku
hingga tak lagi takut mendayung
menuju hari-hari yang jauh.
Malang, 2023
MUSIM SEMI
: Nanik di hari ulang tahun
Taman bunga merona
mengalirkan aroma
bahagia ke hatimu.
Kecewa dan lara
gugur satu dan seribu.
Kelopak yang merekah
mengalirkan bait-bait doa,
yang dipupuk dengan sabar
dan penuh cinta.
Kau perlahan belajar
mengikat akar sekuat karang
mencintai cahaya dan rerintik.
Dan tetap tegap mengarungi
musim demi musim.
Musim semi menumbuhkan madu
mengalirkan pijar lentera
yang tak padam oleh usia.
Malang, 2023.
YOGYAKARTA
Tiada yang mengenali rindu di angkringan
selain penggalan sajak nostalgia
Semua orang barangkali tahu
Jakarta, Bandung telah merebahkan diri
di tepian, trotoar dan jalan rayanya.
Dan mungkin diam-diam rindu ganti menyelinap
di kebaya, atap kota, buku-buku,
atau harum gudeg
yang memenuhi saku dadamu
saat pergi meninggalkannya
Malang, 2023.
ULLEN SENTALU
Gamelan meminjam warna-warni bahasa