Tentu lebih dari sekadar angka ketika web www.duniasantri.co pada Jumat (17/1/2025) kemarin merilis artikel yang ke-4000.
Di tengah kebisingan gempuran media sosial (medsos), entah itu Tiktok, Youtube, X, Facebook, dan sejenisnya, angka itu setidaknya menggambarkan bahwa semangat santri untuk berliterasi, khususnya dalam bidang penulisan, tak pernah padam.
Tulisan yang berjudul “Mubadalah, Pendekatan Fikih yang Inklusif dan Humanis”, merupakan naskah ke-4000 karya santri yang dirilis di laman duniasantri.co. Di dashboard duniasantri.co, saat tulisan ini dibuat, di tahun ke-6 duniasantri ada, terekam ada 7.424 naskah yang di-submit. Ada 3.386 naskah yang ditangguhkan atau menunggu antrean perilisan yang memenuhi hampir semua rubrik yang tersedia. Di saat yang sama, jumlah akun kontributor atau penulis duniasantri sudah mendekati angka 3.000. Persisnya 2.860 akun. Tiap hari jumlahnya juga terus bertambah.
Sekali lagi, data tersebut menunjukkan bahwa gairah dan semangat santri untuk terus belajar dan menulis tak pernah surut — di tengah serbuan medsos dan meskipun perjalanan jejaring duniasantri sendiri juga tak mulus-mulus amat.
Bagi kami, pengelola jejaring duniasantri “yang hanya bermodal dengkul” ini, tren itu sungguh mengharukan dan membanggakan. Ketika mulai dirintis pada 2019 lalu, saat itu belum terbayang duniasantri akan melangkah sejauh ini. Memang, harus diakui, kami belum bisa secara lebih optimal membersamai kaum santri di bidang pengembangan penulisan seperti yang diharapkan. Namun, gairah dan semangat santri dalam menulis itu tak terasa telah menggiring kami untuk istikamah di jalan ini.
Semoga gairah dan semangat santri untuk menulis tetap membara. Sampai lahir lebih banyak penulis-penulis hebat dari kalangan santri.