MEMIKIRKAN DUNIA
Seperti bocah kecil yang bingung,
aku memikirkan duniaku sendiri
Mengapa di pagi hari,
dengan wajah luka-luka,
dia masih juga menemuiku?
Padahal sudah digempur tangis
sudah dicabik-cabik sunyi sepi
dia masih juga menyapaku
Udara seperti pengemis saja
bagi paru-parunya yang terus
dikunjungi nikotin
Tidak mempengaruhi apapun
Dia akan terus melangkah
tak peduli mata mengucurkan darah
dan matahari bosan mengambang
disusul bulan dan gemintang
Seperti bocah kecil yang bingung,
aku memikirkan dunia kecilku
Wonokromo, 2022.
BAHAN-BAHAN
pagi terbuat dari gelap
yang pecah berkeping-keping
memercikkan cahaya
dari redup ke silau
ada daging pagi-pagi
denting sendok dan piring
ada napas pagi-pagi
siapa yang sedang sesak?
pagi adalah ruang waktu
bagi siapa yang mau
begitu juga siang
begitu juga sore
begitu juga malam
Wonokromo, 2022.
MELIHAT-LIHAT
melihat langit
melihat awan berarak
angin menyapu wajah
merah di wajahmu
maghrib yang tertahan
hijau di bawah matamu
pagi yang aroma wangi
melihat tanah basah
melihat kesegaran
dingin di telapakmu
sedih yang menganggur
bersama napasku
Wonokromo, 2022.
MENJELANG MATI
Jantungku ini, Mir
masih akan terus berdetak
selalu ia akan dengan keras berontak
Selama nyanyian tak diindahkan
Selama teriakan tak didengarkan
Namun bebisik justru dikejar-kejar telinga
Kalau menjelang mati, Mir
aku berdoa kepada Tuhan Yang Agung
kiranya Dia hidupkan satu Cinta
Biar lalu Cinta menghidupkan cinta-cinta
yang lain, yang serupa, yang banyak
Sebenarnya, Mir, bagiku