Pondok Pesantren An-Nur 1 di Bululawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, siap memulai proses belajar mengajar bakda Lebaran ini jika pemerintah menerapkan kebijakan “New Normal” dalam waktu dekat. Meskipun pandemi Covid-19 belum berakhir, Pondok Pesantren An-Nur telah siap memulai aktivitasnya.
Seperti diketahui, karena virus Corona masih terus mewabah dan belum diprediksi kapan akan berakhir, pemerintah sudah berencana menerapkan kebijakan “New Normal”. Dalam masa “New Normal”, masyarakat boleh kembali beraktivitas secara normal, namun tetap harus mengikuti protokol Covid-19 secara ketat. Begitu juga di bidang pendidikan, termasuk di lingkungan pondok pesantren.
Namun, seperti diberitakan sebelumnya, khusus untuk pondok pesantren, pemerintah diminta member perhatian khusus lantaran pada kenyataannya kondisi lingkungan pondok pesantren masih jauh dari standar protokol Covid-19.
Meskipun begitu, ada sejumlah pondok pesantren yang mengaku sudah menyiapkan diri untuk memasuki “New Normal”. Salah satunya adalah Pondok Pesantren An-Nur 1 di Bululawang, Malang. Dituturkan pengasuhnya, KH Ahmad Fahrur Rozi, pihak pondok sudah menyiapkan sejumlah SOP “New Normal” untuk menyambut kedatangan santri.
Rencananya, santri Pondok Pesantren An-Nur sudah boleh kembali ke pondok terhitung mulai 15 Juni 2020, dua pekan dari saat ini. “Tanggal 15 Juni 2020, akan masuk secara bertahap,” kata Gus Fahrur, sapaan akrab KH Ahmad Fahrur Rozi, pada Jumat (29/5/2020), seperti dikutip oleh tribunnewsjatim.
Namun begitu, proses penerimaan santri kembali ke pondok masih akan dilakukan secara bertahap. Tidak sekaligus seluruh santri boleh kembali ke pondok pada hari yang sama. Proses kembalinya santri ke pondok akan diatur sedemikian rupa sehingga tidak terjadi penumpukan kedatangan santri di waktu yang sama.
Hal itu akan menjadi salah satu bagian dari protokol yang disiapkan pihak pondok. Selain itu, menurut Gus Fahrur, pihak pondok akan bekerja sama dengan Gugus Tugas Covid-19 setempat untuk melakukan tes kesehatan fisik terhadap semua santri yang datang sebelum santri yang bersangkutan memasuki kompleks pondok. Hal ini dilakukan untuk memastikan kondisi setiap santri sehat dan bebas dari paparan virus Corona.
Untuk melindungi santri dari paparan Covid-19 ketika sudah berada di lingkungan pondok, menurutnya, para santri juga akan diajak untuk memproduksi sendiri masker guna mencukupi kebutuhan para santri. Produksi masker akan dilakukan melalui unit teaching factory SMK Unggulan An-Nur Jurusan Tata Busana.
Ditambahkannya, pihak pondok juga akan memproduksi hand sanitizer dan sabun cuci tangan sendiri untuk memenuhi kebutuhan setiap hari di lingkungan pondok. Produksi hand sanitizer dan sabun cuci tangan akan dilakukan santri dari tim SMK Unggulan An-Nur Jurusan Keperawatan. Selain itu, pihak pondok juga akan menyiapkan ramuan jamu herbal untuk meningkatkan imunitas santri. Jamu herbal yang disiapkan dari bahan dasar empon-empon tradisional mulai dari jahe, kunir, temulawak, sereh, ketumbar, dan madu.
Ketika sudah memasuki pondok, selain memulai proses belajar mengajar, para santri juga akan diajak untuk memperkuat gerakan spiritual dengan melakukan doa bersama wirid Rotib al Haddad setiap pagi dan sore. Wirid ini, menurutnya, telah diyakini ulama sejak lama di seluruh dunia sebagai doa benteng penangkal semua bencana yang sangat mujarab.
Trilogi Safety
Selain di Malang, sejumlah pondok pesantren di Tasikmalaya, Jawa Barat, juga sudah bersiap menyambut kedatangan santri dalam waktu dekat. Bahkan, di seluruh Kabupaten Tasikmalaya, puluhan ribu santri dari sekitar 605 pondok pesantren akan segera diberi lampu hijau untuk kembali ke pondok bakda Lebaran ini.
Hal tersebut merupakan hasil pertemuan antara Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto dengan para kiai, di antaranya sesepuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya KH Abdul Aziz Affandi, pada Kamis (28/5/2020).
Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya bersama para pengasuh pondok pesantren telah menyusun persiapan untuk memulai tahun ajaran baru di lingkungan pesantren. Langkah yang disiapkan antara lain melakukan pendekatan substantif penerapan pola keamanan, ketentraman, dan ketenangan di tengah kewaspadaan dari ancaman pandemi Covid-19.
“Pemkab Tasikmalaya menginginkan satu suasana atau iklim baru yang nyaman dan kondusif baik bagi santri dan masyarakat yang dikemas dalam satu konsep. Saya menyebutnya trilogi kareugreugan atau trilogi safety,” jelas Bupati Ade.
Trilogi tersebut, kata Ade, mengandung arti reugreug untuk pesantren, lingkungan pesanteren (masyarakat), dan reugreug untuk orang tua santri. Artinya, kedatangan santri-santri untuk menimba ilmu agama akan diatur sedemikian rupa agar tidak menciptakan persoalan kesehatan baru di pesantren dan lingkungannya. Dengan demikian, akan memberikan kondisi kenyamanan dan ketenangan bagi pesantren, lingkungan, dan juga orang tua santri.
“Konsep ini tidak bisa berjalan sendiri, tetapi butuh kerja sama harmoni antara pemerintah dalam hal ini tim Gugus Tugas Covid-19 dengan pihak pesantren dan santri itu sendiri. Serta masyarakat yang ada di lingkungan pesantren,” kata Bupati.
Untuk menyambut kedatangan ribuan santri, yang pertama yang akan dilakukan adalah menyiapkan tim khusus pemeriksaan kesehatan dan kemanan para santri yang baru datang dari daerah-daerah di Nusantara, termasuk dari zona merah. Tim ini ditempatkan di seluruh pondok pesantren di Kabupaten Tasikmalaya.
Setelah itu, pihaknya juga akan memastikan seluruh pesantren menjalankan semua aktivitas pendidikan terhadap para santrinya dengan menjalankan protokol kesehatan. “Dan, terakhir, dibentuk pesantren siaga atau santri siaga dengan melibatkan tim kesehatan pesantren, gugus tugas Covid-19 dari mulai RT siaga hingga gugus tugas desa, termasuk sigesit 119,” demikian Bupati Ade.