Optimalisasi Manajemen Pesantren dengan Sistem Informasi Digital

352 kali dibaca

Pondok pesantren adalah salah satu lembaga tertua yang bergerak di bidang pendidikan yang ada di Indonesia. Menurut Wawan Sadtyo Nogroho, pesantren merupakan lembaga pendidikan nirlaba keagamaan nonpemerintah yang mengedepankan layanan eksternal terutama dalam menyediakan pendidikan agama dan moral bagi generasi muda (Wanan Sadtyo Nogroho dkk, “Optimalisasi Software Akuntansi Berbasis Ekonomi Digital untuk Meningkatkan Akuntabilitas di Pondok Pesantren At-Taqwa Al Islamiy Desa Wringinputih Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang,2023”).

Pada hakikatnya, pesantren merupakan tempat belajar yang dikhususkan bagi kalangan muslim. Awalnya, lembaga ini juga membatasi kurikulum dengan asas keagamaan (baca: Islam). Namun pada akhirnya, pondok pesantren harus membuka diri agar ke depan dapat bersaing di tingkat global. Pada puncaknya pesantren juga harus mempersiapkan lulusanya untuk berkiprah di berbagai sektor kehidupan.

Advertisements

Memasuki era revolusi 4.0 dan era society 5.0, pondok pesantren tidak bisa lepas dari kemajuan digital. Informasi yang dapat diakses tidak lagi sebatas lembaran cetak kitab-kitab kuning. Kitab kuning adalah kitab kalisk karya ulama-ulam terdahulu yang bermuatan ilmu agama (Islam) yang mencakup fikih, akhlak, tafsir, hadis, tata bahasa (nahu dan saraf), tasawuf, ilmu falak, sampai kajian sosial dan kemasyarakatan (muamalah), (Wikipedia.org, diakses pada 25 Mei 2024). Namun lebih dari itu, biar pesantren tidak tergilas oleh kemajuan teknologi, maka harus menyesuaikan diri dengan teknologi digital.

Maka pada kesempatan ini, penulis akan mengeksplor sistem informasi yang berasaskan digital. Platform informasi yang dibangun di atas kemajuan teknologi akan lebih cepat diserap oleh pengguna teknologi. Karena dengan kemajuan ini, akses informasi akan semakin cepat dan bersaing hebat di kancah aktivitas dan kreativitas.

Sistem informasi adalah sebuah sistem formal, sosioteknikal, dan organisasional yang dirancang untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi. Dari perspektif sosioteknis, sistem informasi disusun oleh empat komponen: tugas, orang, struktur (atau peran), dan teknologi.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan