PANGGILAN KA’BAH
Sekumpulan manusia melebur asa
mengantarkan sanak famili reguk cita.
Semua sangat bergembira, hingga air mata mengalir tak dirasa.
Pelukan erat seperti seutas tali sulit dilepas
bersujud pasrah pada Tuhan yang maha luas.
Di ujung bayang bus yang berjalan,
terlihat anak kecil berlari sesenggukan,
menumpahkan jiwa dalam balut perasaan.
Hari ini oretan baru lembar kehidupan,
mencecar rasa tak kunjung usai
dimana sedih tapi tidak lah perih
hanya menyusun sepi dalam puisi
sambil merangkai kata menjadi diksi.
Sebab orang tua menunaikan panggilan sang esa
Selendang kain ihram bernafas surga.
Pamekasan, 2022.
LABBAIK
Di tanah subur luas nusantara
Ingin kuhaturkan doa kepada mu baginda.
Beragam pohon menjadi saksi, bisikan udara tertulis abadi, mengantarkan jejak menepati panggilan ilahi.
Labbaikallaahumma labbaik.
Suara Tuhan merasuk jiwa, hingga raga menggigil asa.
Sebab panggilan ini sangat lah Mulia,
lebih berharga dari sekarung emas dan kemilaunya.
Banyak insan mampu bergelimang harta
nikmat sehat balutan sempat masih ada
sayang kadang mereka dibutakan mata
hanya bisa hanyut estetika dunia fana
hingga lupa rukun Islam nomor lima.
Detik ini di Padang arapah seluas hati
kutancapkan niat bulatkan tekad
hingga abadi puisi tercatat lekat
menebar makna tegak berdiri
Pamekasan, 2022.
AIR MATA CINTA
Telah kulepaskan dengan segenap rasa
telah kupenjamkan mata seperti buta
sambil mengirim surat pada udara
agar engkau aman dalam badan pesawat
yang terbang sehasta dengan mayat.
Meski katanya udara yang membawa cinta
di kemudian hari mari kita berjumpa
lewat panorama kota Mekkah engkau kutitipkan.
dengan tangis air mata tanda sayang
diiringi bunyi nyaring pesawat terbang
bukan karena merasa kehilangan wahai tuan.
Sebab mereka tunaikan titah perintah Tuhan
hanya saja kesepian membuat air mata keluar
bermakna cinta dalam hati bersemayam.
Sementara itu kota Mekkah sangat padat