Setelah vakum akibat pandemi, Pondok Pesantren Nurul Muhibbin Barabai, Kabupaten Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, kembali dibuka sejak Selasa (4/8/2020). Seluruh santri, yang berjumlah hampir 1000 orang, diwajibkan menjalani rapid test saat memasuki lingkungan pondok.
Selain itu, demi mencegah penularan virus Corana, seluruh santri wajib menaati protokol kesehatan, seperti selalu menganakan masker selama berada di lingkungan pondok. Pihak pondok juga menyiapkan ruan isolasi untuk mengarantina santri jika ditemukan adanya gejala Covid-19.
Saat ini, ada sekitar 980 santri yang belajar di Pondok Pesantren Nurul Muhibbin Barabai. Santri sebanyak itu diwajibkan rapid test mandiri. Selain itu, ada juga rapid test bantuin dari pemerintah daerah setempat yang dikhususkan bagi dewan guru, santri anak dewan guru, habaib, syarifah, yatim, tahfidz, dan santri kurang mampu.
Pelaksanaan rapid test dilakukan di pondok dan dipantau langsung oleh Pengasuh Ponpes Nurul Muhibbin Barabai KH Muhammad Bakhiet. Dalam kesempatan itu, Guru Bakhiet memastikan pihak pondok akan berusaha semaksimal mungkin mematuhi aturan protokol kesehatan sebagai bentuk usaha pencegahan penyebaran virus. “Kami juga tetap berharap menyerahkan semuanya kepada Allah agar terhindar dari wabah Covid-19. Santri yang reaktif harus isolasi mandiri dan tidak diperkenankan masuk ponpes,” katanya.
Tanpa Rapid Test
Dari Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, dilaporkan bahwa sebanyak 609 santri Pondok Pesantren Modern Al-Iman yang berada di Desa Sungai Ukoi, Kecamatan Sungai Tebelian, juga menjalani rapid test sejak Senin. Rapid test terhadap ratusan santri tersebut guna mengantisipasi munculnya kluster baru Covid-19 yang ada di Kabupaten Sintang.
Rapid test terhadap ratusan tersebut dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang setelah mengetahui bahwa saat pondok mulai dibuka kembali, santri masuk lingkungan pesantren tanpa menjalani rapid test terlebih dulu. Berbeda dengan santri, untuk pengurus dan pengajar pondok akan langsung dilakukan tes swab PCR yang rencananya dilaksanakan Kamis (6/8/2020).
Sementara itu, menurut Humas Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang Iwan Purwanto, bagi para santri yang hasil rapid testnya diketahui menjukkan reaktif, maka akan langsung diperiksa menggunakan Mobile Combat PCR Covid-19 untuk memastikan ada tidaknya paparan virus Corona.
“Rapid test ini dalam rangka melihat dan memeriksa tempat pendidikan yang sudah tatap muka, karena pondok pesantren (Al-Iman) sudah mulai belajar tatap muka, tapi masuknya tidakk ada rapid test. Jadi ini untuk pencegahan. Yang kita khawatirkan muncul kluster baru,” ungkap Iwan Purwanto.
Iwan berpesan, agar pesantren yang sudah mulai belajar tatap muka tetap mengedepankan protokol kesehatan. “Kita harus waspada. Protokol kesehatan harus dijaga dan diawasi sama-sama saling mengingatkan,” pesan Iwan Purwanto.