PADA CERLANG MATAMU
di antara cerlang mata teduhmu
kusingsing lengan, kudaki lempeng rahasiamu
terjal dan runcing sudut pandangmu
tempat yang nyaman bagi langkahku berteduh

aku ingin meneguk habis firman-firman semesta
yang terjaga dan disembunyikan sendu tatapan
tapi rindumu, sekali lagi, selalu pandai
mengecoh bahasa, kata-kata selalu gagal
menyentuhmu
selagi cintaku berkemah
di matamu, rindu ngembara
susuri tebing rimba sukmamu
kunyalakan api berunggun-unggun
suaramu yang lirih dan desah
kutangkap dan kujadikan peta
lalu, lika-liku langkah yang luka
jadi kehilangan nyeri nganganya
begitulah. Cerlang matamu kurengkuh
bening pandangmu teduh melebihi lagu
Gresik, 2019.
RECTOVERSO
Tak kudengar detik
Waktu kian beku
Di balik kening, hening
menyeruak bagai gelegar
Di kedalaman gelombang
gigil getar pasang
Sayup-sayup syair
mendesir lirih, menyisir
serumpun taman batin
“kita masih digenangi kenang anyir darah
Nyanyian adalah cara kita berdamai dengan luka”
Gresik, 2019.
SEBELUM KE LEMBAH
Sebelum pergi ke lembah entah
meminum dingin di puncak merah
bersama nyanyi lirih lagu pengembara
yang menyatu pada sukma yang berjelaga
Pulanglah dan lihat pintu kian terbuka
menunggu peluh dipersembahkan
menjadi sesajian purba perjalanan
Ini api tak mengenal padam redam, pun
pada segenap malam yang paling hitam
atau pejalan di batas kampung jalang
Ambil dan kumpulkan
pecahan siang di balik malam
sebelum hilang lalu tengelam
pada lembah entah di ujung diam
Gresik, 2019.