Salman yang Melamar, Darda yang Menikah

131 views

Wahai Kakang Santri, apabila kelak sampean melamar seorang gadis dan lamaran sampean tidak diterima, saran saya janganlah berkecil hati, karena—sebagai manusia kita tak pernah tahu—bisa jadi Gusti Allah Ta’ala—Dzat Yang Maha Bijaksana—telah mempersiapkan jodoh yang terbaik buat sampean—hanya saja, belum saatnya dipertemukan dengan sampean. Atau apabila kelak sampean menyuruh seorang teman melamarkan seorang gadis untuk sampean, akan tetapi ia malah menerima teman sampean tersebut sebagai calon suaminya, lagi-lagi saran saya—dengan alasan sama—, jangan berkecil hati. Karena jangankan sampean, bahkan shohabat Salman al-Farisi pun pernah mengalami kejadian seperti itu. Dan ia menerimanya dengan lapang dada. Sekarang, hayo ngaku, sampean penasaran bagaimana ceritanya? Baiklah, simak dengan saksama ya…

Diceritakan bahwa pada suatu saat Salman al-Farisi jatuh hati pada seorang gadis dari Bani Laits. Suatu hari, ia rerasan dengan saudaranya—yang dipersaudarakan oleh Kanjeng Nabi saw dengannya—, Abu Darda. Kemudian, karena merasa sebagai warga pendatang—dari Persia—, Salman al-Farisi meminta Abu Darda untuk melamarkan gadis tersebut untuknya. Sebagai saudara yang baik, Abu Darda menuruti niat baik Salman al-Farisi.

Advertisements

Mereka pun berangkat menuju rumahnya.

Sesampainya, setelah uluk salam, Abu Darda masuk ke dalam, sementara Salman al-Farisi menunggu di luar rumah.

Setelah memulai perbincangan sekadarnya, kepada ayah gadis tersebut, Abu Darda menyatakan maksud kedatangannya sembari menyebutkan keutamaan-keutamaan yang dimiliki oleh Salman.

Sampean tahu, apa jawabannya? Jawaban yang sungguh di luar perkiraan Abu Darda: ia bersedia menikahkan anak gadisnya bukan dengan Salman al-Farisi melainkan dengan Abu Darda.

Setelah berpikir sejenak Abu Darda pun setuju. Kemudian, setelah mereka sepakat kapan hari pernikahan, Abu Darda beranjak pamit dari rumah itu.

Di luar, begitu bertemu saudaranya, mula-mula Abu Darda bingung harus berkata apa. Namun demikian, akhirnya ia menyatakan bahwa di dalam tadi telah terjadi satu peristiwa, akan tetapi ia malu untuk menceritakannya pada saudaranya itu. Kemudian, dengan suara lembut Salman al-Farisi meminta Abu Darda untuk menceritakannya.

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan