“Sudah lama mereka berperan, kini peran mereka selalu ditunggu, mereka adalah santri sekumpulan para cendekia muda bersorban, harapan bangsa ada pada pundak-pundak kalian.”
Sejak zaman sebelum kemerdekaan, para santri sudah berkiprah dalam mempertahankan kemerdekaan. Resolusi Jihad yang dinyatakan oleh KH Hasyim Asy’ari pada 17 September menjadi satu bukti sejarah yang tak terlupakan bagi para santri. Bahkan sampai saat ini momen tersebut masih dikenang melalui momentum Hari Santri yang diperingati pada tanggal 22 Oktober setiap tahunnya.
Sebagai kaum islamis terpelajar, para santri memiliki beberapa karakter yang tidak dimiliki oleh kebanyakan pemuda. Berdasarkan hasil penelitian (Fuad Nashori, 2011) mengenai kekuatan karakter santri, beberapa karakter yang dimiliki oleh santri adalah kebersyukuran (gratitude), keadilan (fairness), kebaikan hati (kindness), kewargaan (citizenship), dan harapan (hope).
Karakter-karakter tersebut menjadikan seorang santri sebagai pembelajar yang baik. Mereka selalu disiplin dan penuh semangat dalam meningkatkan kualitas diri melalui proses menuntut ilmu pengetahuan.
Saat ini berbagai temuan dan inovasi teknologi berhasil diciptkan. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang saat ini menjadi arus perubahan yang begitu dirasakan hingga sektor terkecil dalam kehidupan. Namun sayangnya, perkembangan tersebut tidak saja menimbulkan dampak positif, namun juga dampak negatif yang dapat merugikan bangsa di masa depan. Sebab kebanyakan yang menjadi objek dari dampak negatif tersebut adalah para pemuda, mereka yang seharusnya menjadi agen perubahan bagi bangsa, namun karena kemorosotan moral yang terjadi menyebabkan peran mereka tidak lagi terasa.
Santri hendaknya turut berperan dalam mengatasi problematika tersebut. Saat ini kebanyakan pesantren telah beralih menjadi pesantren modern. Yang mana di lembaga tersebut para santri tidak hanya dibekali dengan ilmu agama saja, melainkan juga berbagai ilmu umum dan ilmu pengembangan diri. Apalagi di tengah revolusi industri 4.0 yang menuntut santri harus mampu memanfaatkan perkembangan teknologi, khsusunya teknoligi digital yang dapat dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran. Sehingga santri dapat berperan sebagai penggerak dalam menggunakan teknologi untuk berbagai kebaikan.