Sayyid Fadhl Al Mahdaly, yang Berdakwah Lewat Tawa

36 views

Nusantara tidak pernah kehabisan alim ulama. Setiap sudut-sudut daerah, selalu melahirkan pejuang dakwah Islam, termasuk di Tanah Mandar.

Tanah Mandar, tepatnya di Pambusuang, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, telah lama dikenal oleh masyarakat sebagai tempat bermukimnya para ulama. Salah satu nama yang mengukir di sana adalah Annangguru Sayyid Fadhl Al Mahdaly.

Advertisements

Sayyid Fadhl Al Mahdaly adalah seorang pendakwah dan cendekiawan Islam yang garis keturunannya sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Sanadnya bersambung kepada Sayyid Hasan bin Said Al Mahdaly, seorang penyebar Islam di Mandar sekitar tahun 1800-an. Ayahnya, Sayyid Jafar Al Mahdaly, juga seorang ulama yang berjuang menyebarkan Islam di Pambusuang semasa hidupnya (Idham, 2018).

Masyarakat Mandar menyebut Sayyid Fadhl Al Mahdaly sebagai Puang Sayyeq, artinya Tuan Sayyid (Keturunan Rasulullah). Ada pula yang memanggilnya Annangguru, artinya orang yang memiliki kedalaman ilmu agama Islam. Namun, pemuda-pemuda di Mandar lebih sering memanggilnya Aqba, artinya orang tua kita (Abah). Panggilan ini mencerminkan kedekatan beliau dengan berbagai lapisan masyarakat, dari orang tua hingga anak muda.

Ceramah-ceramahnya banyak digandrungi oleh masyarakat. Pembawaannya yang humoris dalam menyampaikan pesan dakwah, membuat ceramahnya mudah diterima dan dipahami oleh jemaah.   

Ada yang khas setiap kali beliau menyampaikan ceramah, yaitu cerita-cerita lucu penuh hikmah, nilai-nilai keIslaman, dan nilai-nilai kemandaran yang melekat dalam ceramahnya.

Suatu waktu, beliau berceramah di Masjid Syuhada Polewali Mandar, dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad. Beliau menceritakan bahwa ayahnya pernah bercerita, masyarakat Mandar ketika mendapatkan informasi atau berita tentang musibah, secara spontan akan mengucapkan ‘Hamma’ atau ‘Hamma e’. Ungkapan itu merupakan singkatan dari kata ‘Muhamma’,merujuk kepada Nabi Muhammad.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan