SELAMAT PAGI, KEKASIH
selamat pagi, kekasih
mumpung matamu merdeka dari padam
bukalah daun pintu
melangkah dengan kaki puisi
dan kecuplah embun di pipi mawar.
di halaman.
sebelum matahari benar-benar ada.

selamat pagi, kekasih
semoga gigil tidak mencintaimu
sebab setiap belainya adalah runcing
bagi rinduku
selamat pagi, kekasih
mumpung kau terjaga dari mimpi
topang lemah tubuhku yang puisi
karena jauh darimu adalah bencana
bagi kamus kata-kata di kepalaku
selamat pagi, kekasih
matahari sudah diraba pohon mahoni
tinggal tanganmu yang harus meraba kerinduanku.
Cabeyan, 2021.
RUBAIAT
gugur daun diantar angin
tanah menerima berat hati
menguning rinduku dijauhi ingin
kata-kata terlontar tak lagi berarti
pada potret yang kesekian
bunga menolak untuk mekar
aku getir disadap bimbang
cintaku mati kehilangan akar
kekasih, aku kehilangan diri
menganggap puisi sebagai nabi
karena mencipta senyummu
ibadah terbaik bagi diriku.
Cabeyan, 2021.
SURAT KEPADA ENGKAU
setelah perseteruan antara Israel dan Palestina reda
aku akan memintamu sebagai bunga yang selamanya
tumbuh di mataku sebelum pagi memuntahkan matahari.
karena luka sufi di dadaku ini nyaris mematikan segalanya.
tapi sebelum kaki menghendaki tapak jalan rumahmu
katakan padaku, mahar macam apa kau inginkan:
tujuh belas purnama bertengger di halaman panjang
sedia menjadi permata bagi cincin matahari yang kucipta
dari puisi soneta Pablo Neruda.
sedia menjadi permata bagi cincin matahari yang kucipta
dari puisi soneta Pablo Neruda.
karena aku tak ingin menjadi lelaki yang cuma berdalih cinta
beralasan rindu untuk sekedar memeram bara curiga di dada kekasih.
maka aku tegaskan kembali: aku akan melamarmu
setelah kesumat antara Israel dan Palestina reda
atau korupsi di negeri kita nyaris tiada.
Cabeyan, 2021.