Inilah yang tercatat dalam sejarah sebagai wali pertama dari tujuh ulama penyebar agama Islam di Pulau Bali: Pangeran Mas Sepuh.
Ia adalah seorang pangeran. Ayahnya adalah Raja Mengwi I, kerajaan terbesar di Bali kala itu. Sedangkan, ibunya adalah putri dari Raja Blambangan (kini Banyuwangi, Jawa Timur). Tentu saja, sebagai raja kerajaan di Bali, ayah Pangeran Mas Sepuh adalah penganut Hindu. Sementara itu, sang ibu telah memeluk Islam. Lahir dengan nama Pangeran Amangkuningrat, Pangeran Mas Sepuh dibesarkan oleh ibunya yang muslim.
Dalam beberapa babad disebutkan, 400 tahun lalu, atau sekitar akhir abad ke-16, Kerajaan Blambangan menjadi taklukan Kerajaan Singaraja (Bali). Setelah ditaklukkan, Kerajaan Blambangan dihadiahkan kepada Raja Mengwi. Saat mengunjungi Kerajaan Blambangan, Raja Mengwi menikahi putri Kerajaan Blambangan yang sudah memeluk Islam. Dari pernikahan inilah lahir Pangeran Amangkuningrat atau Pangeran Mas Sepuh.
Namun, saat Pangeran Amangkuningrat masih dalam kandungan, Raja Mengwi sudah kembali ke Kerajaan Mengwi. Maka, pengasuhan Pangeran Amangkuningrat sepenuhnya dilakukan oleh ibunya. Tak banyak catatan bagaimana Pangeran Mas Sepuh dibesarkan dan memperoleh pendidikan. Yang pasti, pada usia 25 tahun, ia telah menjadi pemuda muslim yang sangat berilmu, dan sakti.
Saat itulah, kepada ibunya, Pangeran Mas Sepuh menanyakan perihal ayah kandungnya. Setelah memperoleh penjelasan dari sang ibu bahwa ayah kandungnya adalah seorang raja di Kerajawaan Mengwi, Pangeran Mas Sepuh pun melakukan perjalanan ke Bali. Konon, dalam perjalanan ke Bali ini, Pangeran Mas Sepuh diiringi oleh 40-an santri dan kiai.
Dari cerita-cerita rakyat dikisahkan, Pangeran Mas Sepuh dikenal sebagai orang yang berilmu tinggi dan sakti. Salah satu kesaktiannya adalah bisa berjalan di atas air. Bahkan, bersama para pengikutnya, diceritakan bahwa Pangeran Mas Sepuh sering salat berjamaah di atas air. Karena itu, ketika menempuh perjalanan ke Bali, menuju Kerajaan Mengwi, Pangeran Mas Sepuh bersama para pengikutnya melakukannya dengan berjalan di atas air.