Bagi santri yang ingin mendalami kajian bidang tasawuf dan tarekat, kini tersedia lembaga pendidikan tinggi keagamaan Islam (mahad aly) dengan kekhususan kajian tasawuf dan tarekat. Namanya Mahad Aly Sunan Bejagung, yang didirikan dan dikelola oleh Pondok Pesantren Sunan Bejagung Tuban, Jawa Timur.
Ahad (30/5/2021) kemarin, Mahad Aly Sunan Bejagung diresmikan pembukaannya oleh Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar. Peresmian ini juga dihadiri Menteri Desa dan PDTT Abdul Halim Iskandar, Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Timur KH Agoes Ali Masyhuri, Pelaksana Tugas Kepala Kanwil Kemenag Jawa Timur Nurul Huda, Rektor Universitas Islam Malang Masykuri Bakri, dan Bupati Tuban Fatchul Huda.
Adapun, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI Muhammad Ali Ramdhani juga memberikan sambutan atas berdirinya Mahad Aly Sunan Bejagung, namun disampaikan secara virtual.
Peresmian pembukaan Mahad Aly Sunan Bejagung Tuban ini setelah memperoleh izin pendirian yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Nomor 1622 Tahun 2021.
Mahad Aly Sunan Bejagung Tuban ini dirancang sebagai lembaga pendidikan tinggi keagamaan Islam setara program sarjana (S1) dengan takhasus atau konsentrasi bidang kajian tasawuf dan tarekat. Mahad Aly Sunan Bejagung ini didirikan dan dikelola di bawah naungan Pondok Pesantren Sunan Bejagung Tuban yang telah berusia 23 tahun. Pondok Pesantren Sunan Bejagung berada di Desa Bejagung Kidul, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Setelah diresmikan, pada bulan Juni 20211 ini kegiatan perkuliahan akan dimulai. Pada tahun pertama ini, sudah tercatat ada 40 orang sebagai mahasantri pertama yang siap mengikuti masa orientasi di kampus Mahad Aly Sunan Bejagung ini. Setelah masa orientasi, 40 mahasantri ini selanjutnya akan mengikuti perkuliahan bidang tasawuf dan tarekat.
Pintar dan Benar
Saat meresmikan Mahad Aly Sunan Bejagung, KH Miftachul Akhyar yang juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) berharap, kader-kader mahasantri yang dilahirkan oleh mahad aly ini mampu menjadi generasi yang bukan saja cerdas, tapi juga benar. “Cerdas (itu) penting. Tapi, benar lebih penting. Cerdas saja, saat ini tidak cukup. Sudah terlalu banyak contoh, banyak orang cerdas yang dalam kenyataannya justru keblinger,” tegasnya.