Teladan Santri Senja Usia

121 views

Lebaran telah usai. Semua orang mulai kembali ke rutinitasnya masing-masing, tak terkecuali para santri yang mulai memasuki tahun ajaran baru. Sebagian santri mulai mempersiapkan diri untuk kembali ke pondok. Sebagian yang lain masih merasa berat untuk kembali dan mencari-cari alasan untuk telat.

Aku pun sama seperti itu. Libur panjang yang hanya aku habiskan untuk bersenang-senang saja, ternyata membuatku berat untuk kembali ber-tholabul ilmi. Di saat posisi seperti ini, ada satu momen yang selalu kuingat ketika di pondok. Momen yang membuat rasa semangatku untuk ber-tholabul ilmi kembali menggebu gebu. Yakni, momen tentang seorang kakek yang selalu mengikuti pengajian kitab dengan kiaiku.

Advertisements

Kami biasa memanggilnya Mbah Kusairi. Mungkin umurnya sudah enam atau tujuh puluhan. Rambutnya putih merata. Kulitnya keriput dari mulai wajah. Tapi semangatnya dalam mengaji memudarkan semua kesan tua itu. Beliau yang selalu meminta untuk dibacakan oleh santri lain kala telat atau tidak mengikuti pengajian, membuat malu orang-orang yang melihatnya. Malu karena jiwa yang masih muda justru terjebak oleh rasa malas yang membelenggu.

Aku pernah mendengar salah seorang santri bertanya kepadanya, kenapa di usia senja begini, beliau masih semangat untuk mengaji. Atas pertanyaan itu, Mbah Kusairi memberi jawaban mengejutkan. Dulu ketika masih muda, ia sering bermalas-malasan dan kalah dengan hawa nafsunya.

Entah itu guyonan atau memang kenyataan. Yang pasti, beliau memberiku pemahaman bahwa mengaji itu tidak ada batasan umur. Beliau adalah seorang manusia yang menjalankan “thalabul ‘ilmi minal mahdi ilal lahdi” (menuntut ilmu dari buaian hingga liang lahat).

Darinya, aku juga mengerti bahwa penyesalan itu selalu datang di akhir. Jangan biarkan jiwa yang muda ini larut dalam kemalasan dan menyesal di masa tua nanti.

Hari ini mungkin kita tidak merasa perlu untuk belajar suatu ilmu tertentu, tapi kita tidak tahu takdir masa depan kita kelak akan dibawa Allah ke mana. Yang perlu kita usahakan sekarang adalah belajar apapun ilmu itu, sebab semua yang kita pelajari hari ini pasti akan berguna di masa depan. Lebih baik menderita hari ini karena lelahnya belajar daripada menderita di masa tua karena kebodohan akibat kemalasan. Sebab waktu tidak dapat mundur ke belakang, ia terus berjalan.

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan