Syekh Junaid al-Batawi merupakan satu-satunya ulama Betawi yang memiliki pengaruh besar di dunia Islam pada awal abad ke-19. Ia pun menjadi poros silsilah ulama Betawi pada masa kini. Namun, sangat disayangkan, riwayat hidup tentang sosok syaikhul masyayikh (guru dari para guru) ini masih minim, sehingga informasi seputar dirinya masih kabur. Mulai dari silsilahnya, tanggal lahirnya, sampai tanggal wafatnya masih simpang siur dan belum pasti. Padahal, ia adalah tokoh ulama yang berperan besar dalam kancah keilmuan Islam di Nusantara.
Meski demikian, tidak ada keraguan bahwa ia merupakan ulama berpengaruh yang pernah menjadi imam pertama di Masjidil Haram dari kalangan ulama Jawi, khususnya Betawi. Ia diangkat menjadi imam di Masjidil Haram dan mendapat gelar syaikhul masyayikh yang terkenal seantero dunia Islam dengan bermazhab Syafi’iyah sepanjang abad ke-18 sampai ke-19 atas prestasinya yang luar biasa ketika bermukim di Makkah.
Tahun Lahir, Tahun Wafat, dan Silsilah Nasab
Dari beberapa data yang ditemukan (menurut Snouck Hurgronje), diperkirakan bahwa tahun kelahiran Syekh Junaid Al-Batawi ialah 1780-an, dan tahun kewafatannya sekitar tahun 1890-an. Sedangkan menurut Alwi Shahab sebagaimana yang dikutip oleh Zailani Kiki, Syekh Junaid Al-Batawi wafat sekitar tahun 1740-an, dengan rentang usia seratus tahun atau lebih. Wallahu a‘lam.
Mengenai silsilah nasabnya, terutama ihwal kedua orangtuanya, belum ada referensi yang kuat. Namun, dapat diketahui bahwa ia lahir di Pekojan (Jakarta). Kemudian, saat berusia empat puluh tahunan, ia menunaikan ibadah haji bersama semua keluarganya (istri dan anak-anaknya) sambil menimba ilmu di Makkah dan bermukim di sana selama enam tahun. Setelah itu, ia sempat balik ke kampung halamannya di Betawi untuk menyebarkan agama Islam.
Ia dikaruniai empat orang anak, yaitu dua putra dan dua putri. Kedua putranya bernama As’ad dan Sa’id. Sementara nama kedua putrinya belum ditemukan informasi yang jelas. Diterangkan bahwa salah seorang putri Syekh Junaid Al-Batawi menikah dengan Syekh Mujtaba asal Bukit Duri (Betawi) yang tak lain adalah muridnya sendiri. Dan satu putrinya lagi dinikahkan dengan Syekh Abdurrahman Al-Mishri, ulama asal Mesir. Pernikahan putri Syekh Junaid Al-Batawi dengan Syekh Abdurrahman Al-Mishri melahirkan seorang anak bernama Aminah yang kemudian dinikahkan dengan Aqil bin Yahya, lalu melahirkan putra bernama Utsman bin Yahya. Dalam salah satu keterangan dijelaskan bahwa Utsman bin Yahya adalah pengarang Kitab Sifat 20 Kitab Sifat 20 yang tetap populer hingga saat ini.