Arrijaalu qowwaamuuna alannisaa’i, bimaa fadhdholallohu ba’dhohum ala ba’dh. Laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan, karena Allah telah melebihkan mereka (laki-laki) atas yang lain (perempuan). (QS Annisa, 34).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda: “Berwasiatlah (dalam kebaikan) pada wanita, karena wanita diciptakan dari tulang rusuk, dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah pangkalnya. Jika kamu coba meluruskan tulang rusuk yang bengkok itu, maka dia bisa patah. (HR Bukhari dan Muslim).
Kebanyakan dari kita menangkap pehamaman dari qaul di atas secara harfiah. Laki-laki diberikan kelebihan, sehingga lebih pantas jadi pemimpin. Sementara, perempuan jadi makhluk yang tampak lemah karena harus dipimpin laki-laki, yang padanya juga menempel 9 nafsu dan hanya dikaruniai satu akal, sementara laki-laki dianugerahi 9 akal dan hanya satu nafsu.
Jika mengikuti pengertian harfiahnya: perempuan saja diciptakan harus dari bagian tubuh laki-laki, dari tulang rusuk yang dekat dengan hati. Maka, perempuan harus dijaga, jangan disakiti perasaannya. So sweet.
Imam Al Bukhari mencantumkan hadits di atas dalam bab “Bersikap Lembut pada Perempuan”. Agaknya, dari sini ada kalangan ulama yang mengambil makna bahwa perempuan bukan tercipta dari tulang rusuk, tapi tercipta bagai tulang rusuk atau memiliki sifat-sifatnya seperti dinyatakan hadits di atas: keras dan cenderung bengkok.
Faktanya hari ini, perempuan sudah sama sekali berbeda dari yang zaman dahulu saat turunnya ayat dan pengucapan hadist tersebut. Karena itu, ada beberapa konteks yang perlu dipahami. Yang pertama perlu dipahami bahwa perempuan dicipta bukan dari tulang rusuk, namun penciptaannya sama halnya dengan penciptaan kaum adam. Anatomi tulang rusuk keduanya saja tak beda. Sama-sama memiliki 6 pasang rusuk. Tulang rusuk laki-laki tidak ada yang berkurang satu pun karena diambil untuk menciptakan jodohnya. Kira-kira seperti itu.
Mungkin benar bila zaman dahulu perempuan dianggap lebih rendah kastanya dibanding laki- laki. Tapi hari ini keadaan jelas berbeda. Ketika derajat keduanya sudah disetarakan, justru sekarang perempuan lebih unggul daripada laki-laki di banyak hal. Misal, di bidang pendidikan saja, perolehan tertinggi dan prestasi terbaik pasti lebih banyak diraih perempuan. Iya bukan?