MENGGARIS INDONESIA

203 kali dibaca

ATAS NAMA CINTA

Aroma tanah menyemerbak
Lepas jelaga pada langit yang pekat
Menunjuk derita memekik payah
Mencari ilham, “apalah arti Indonesia?”

Advertisements

Sejarah tercatat rupa legenda
Bahkan tergambar bagai dongeng belaka
Memuji yang harusnya dicaci
Membenci yang harusnya dicintai

Bukah Sjahrir, bukan Hatta, bukan pula Tan Malaka
Indonesia adalah segala

Angin senyap musim hujan, terik beringas musim kemarau
Sumpah pandawa serta kutukan, bising gemuruh gerak krakatau,
Bekas-bekas reruntuhan, hamparan pulau-pulau
Prasasti, arca, prambanan, tongkonan
Satu tungku tiga batu, semua bagi Indonesia

Maafkan kami
Menilai Indonesia adalah Islam, Protestan, Katolik, Hindu, dan Budha saja

Maafkan kami
Menggaris Indonesia dalam Jawa, Batak, Sunda, dan Papua saja

Maafkan kami
Mengaku Indonesia adalah sekelompok kaum pribumi saja

Oh wahai
Teriakan cinta sangat jelas berdenyar
Pada ujung ruang angkasa
Pada sudut sauh terjatuh
Tanpa celah mengisi antara

Keringat bercucuran, darah berceceran, nyawa berterbangan
Merasuk, merusak tanpa gentar
Menghapus, menghempas, menindih, menjadi

Atas nama cinta
Dengan satu tujuan yang sama
Indonesia

IBU

Bagiku, nyanyian merdu adalah suara ibu
Laksana debur ombak di pantai teduh
Lembut membelai karang
Menelan habis duka dan derita

Di hati ada wangi kenangan,
Harum tersebar
Menjadi dupa
Bagi pertapa

Bagiku, mantra bertuah adalah ucapan ibu
Bebal; nakal; hasrat; ego; keinginan
Bagai Antasena yang amblas dalam perut bumi
Hilang tergilas, terbenam

Di sudut malam ada seberkas cahaya

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan