Di tengah era digital yang terus berkembang, literasi keuangan digital bagi santri menjadi kebutuhan mendesak yang masih sering terabaikan. Literasi keuangan tidak hanya tentang kemampuan mengelola uang, tetapi juga tentang memahami mekanisme ekonomi yang kini telah beralih ke ranah digital, termasuk pembayaran virtual, transaksi elektronik, dan manajemen keuangan melalui platform digital.
Sayangnya, fokus pesantren terhadap literasi keuangan santri masih terbatas pada aspek-aspek tradisional, sementara di luar sana, sistem ekonomi dan dunia kerja hampir sepenuhnya berbasis digital. Di sinilah peran literasi keuangan digital menjadi penting, terutama agar santri tidak tertinggal dalam mengembangkan keterampilan ekonomi yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Pesantren Nurul Qarnain di Jember, Jawa Timur, menjadi contoh bagaimana literasi keuangan digital mulai diterapkan dalam lingkungan pesantren. Dengan aplikasi platform digital seperti Emaal Sidogiri, santri dibiasakan mengelola keuangan sehari-hari mereka secara digital.
Lewat aplikasi ini, santri tidak hanya sekadar belajar mengatur belanja harian, tetapi juga melakukan pembayaran melalui virtual account, top up saldo, hingga memanfaatkan fitur-fitur lain yang sudah biasa ditemukan di dunia digital. Pembiasaan ini tidak hanya menyiapkan mereka untuk mandiri secara finansial, tetapi juga membuat mereka akrab dengan sistem ekonomi digital sejak dini, suatu langkah besar yang sangat berharga bagi masa depan mereka.
Pada praktiknya, aplikasi Emaal Sidogiri di Nurul Qarnain menciptakan budaya baru di mana santri terbiasa mengelola kebutuhan mereka secara mandiri. Saat santri memerlukan uang untuk keperluan sehari-hari, mereka tinggal melakukan top up di platform tersebut. Hal ini membiasakan santri untuk selalu menjaga saldo mereka dan berpikir dua kali sebelum melakukan pengeluaran yang tidak perlu.
Selain itu, mereka juga terbiasa melakukan transaksi tanpa uang tunai, yang merupakan tren dalam perekonomian digital saat ini. Melalui pengalaman ini, santri secara langsung belajar bagaimana mengelola keuangan di dunia yang semakin cashless.
Salah satu keuntungan besar dari penerapan literasi keuangan digital adalah keterampilan praktis yang dibangun sejak dini. Bukan hanya tentang pengelolaan uang pribadi, tetapi santri juga belajar tentang fitur keamanan transaksi digital, mengenali berbagai pilihan transaksi, serta memahami biaya transaksi.