Peran ulama dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia tidak dapat dipandang sebelah mata. Ulama menjadi garda terdepan dalam pembebasan bangsa Indonesia dari penjajahan. Oleh karena itu, menafikan eksistensi ulama dalam merebut kemerdekaan merupakan absurditas pengakuan yang harus dikaji ulang.
Salah satu ulama yang memiliki peran sentral dalam kemerdekaan adalah KH Hasyim Asy’ari. Pendiri organisasi Nahdlatul Ulama (NU) ini menjaminkan hidupnya untuk kemerdekaan bangsa. Tidak sedikit catatan sejarah Indonesia yang menjelaskan bahwa Kiai Hasyim bagian yang tidak terpisahkan dari historika kemerdekaan Indonesia.

Di laman tebuireng.online, sebuah artikel yang ditulis oleh M. Abror Rosyidin, menggambarkan dengan jelas kiprah KH Hasyim Asy’ari cukup dalam proses kemerdekaan. Bahwa agama (termasuk Islam) dan bangsa memiliki ikatan kuat yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya menjalin hubungan mutualisme yang saling menguntungkan. Agama tanpa bangsa tidak ada gunanya. Demikian pula, bangsa tanpa agama akan menjadi cacat yang meniscaya.
Makna Merdeka
Merdeka berarti bebas dari penjajahan. Di dalam KBBI dijelaskan bahwa merdeka adalah 1) bebas (dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya); berdiri sendiri; 2) tidak terkena atau lepas dari tuntutan; dan 3) tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu; leluasa. Jadi kemerdekaan adalah hak segala bangsa sebagaimana termaktup dalam Pembukaan Undang-undang Dasar RI 1945.
Menurut KH Asy’ari, makna kemerdekaan adalah suatu kondisi yang tidak dapat dipisahkan dari agama dan negara. Beliau percaya bahwa agama dan negara saling menguatkan dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Secara umum, besarnya peran kiai dan ulama dalam masa perjuangan kemerdekaan tak bisa dimungkiri. Bahkan kiai dan santri berada dalam barisan terdepan melawan penjajah. Tidak hanya untuk membela agama, tetapi juga membela tanah air, karena keduanya menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Hizbullah dan Sabilillah
KH Hasyim Asy’ari menjadi pioner utama dalam membangun karakter pejuang dan kelaskaran. Hizbullah dan Sabilillah adalah dua laskar yang dibentuk untuk membantu dalam meraih kemerdekaan. Hizbullah dibentuk pada tanggal 8 Desember 1944 oleh pemerintahan pendudukan Jepang dengan nama Kaikyo Seinen Teishintai (gerakan suka rela pemuda Islam). Laskar ini berfungsi sebagai cadangan PETA (Pembela Tanah Air).