Untuk menggerakkan gairah berkesenian bagi para seniman di era pandemi Covid-19, Makara Art Center Universitas Indonesia (MAC UI) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, untuk ketiga kalinya, menyelenggarakan Apresiasi dan Gelar Seni Nusantara bertajuk “Kesenian Mamanda dari Kalimantan Selatan”, pada Selasa (20/10), pukul 19.00 WIB.
Kegiatan ini menyajikan ragam kesenian tradisional dari Kalimantan Selatan secara daring, kemudian akan diapresiasi dan didiskusikan bersama para ahli dalam bentuk komentar dan analisis. Acara dapat disaksikan secara daring melalui kanal youtube MAC UI https://youtu.be/UpuTyfvy2eo, dan kanal Youtube Budaya Maju.
Kesenian Mamanda dibawakan oleh Komunitas Seniman Muda Banua (KASUBA) dari Kalimantan Selatan. Para nara sumber yang hadir memberikan apresiasi melalui pembahasan terhadap seni Mamanda adalah Dr Bagus Takwin (dosen Fakultas Psikologi UI), Dr Eko Suwargono (dosen FIB Universitas Negeri Jember), dan Drs Mukhlis Maman (seniman sekaligus peneliti Mamanda dari Kalimantan Selatan).
Para nara sumber membahas seputar sejarah seni Mamanda; nilai-nilai dan kearifan lokal yang ada dalam seni Mamanda; aktualisasi nilai dan kearifan lokal dalam konteks kekinian; dialektika seni tradisi Mamanda dengan modernitas budaya pop dan industrialisasi seni; hubungan dan kesesuaian seni Mamanda dengan seni tradisi yang ada di daerah lain; inovasi dan rekonstruksi yang mungkin dilakukan dalam seni tradisi Mamanda.
Menurut Kepala MAC UI, Ngatawi al-Zastrouw, acara ini merupakan sarana untuk bersilaturahmi antaranak bangsa melalui seni budaya. Melalui kegiatan ini kita bisa belajar tentang identitas budaya suku bangsa lain, kita bisa menggali nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh mereka melalui seni.
“Kami berharap dengan silaturahmi budaya melalui pergelaran ini akan tumbuh pemahaman yang bisa meningkatkan rasa persaudaraan antaretnis,” katanya.
Mamanda merupakan seni teater rakyat, seperti halnya ludruk atau ketoprak di Jawa. Cerita yang diangkat berdasarkan pakem atau cerita carangan yang kontekstual. Ada tokoh-tokoh sentral yang menjadi ikon dalam pertunjukan Mamanda.