Sejarah telah mencatat peran santri dalam mengabdikan diri bagi umat dan bangsa sejak periode penjajahan sampai periode kemerdekaan dan hari ini. Dengan pengabdiannya, santri telah mampu mewarnai berbagai dinamika kehidupan berbangsa. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, dinamika kehidupan berbangsa kian mengalami perubahan, salah satunya disebabkan cepatnya arus informasi melalui berbagai macam media yang berbasis kemukthahiran teknologi.
Begitupun dengan fenomena santri saat ini yang juga tidak terlepas dari pengaruh media dan informasi. Era digital yang kian memudahkan lalu lintas informasi juga turut memengaruhi pola pikir dan tingkah laku santri. Perilaku-perilaku seperti cara berpakaian, musik favorit, kisah asmara, sampai kepada way of life santri mengalami berbagai macam perubahan. Perubahan ini tentu dapat bernilai negatif maupun positif, tergantung bagaimana santri dapat memfilter dampak yang terjadi serta keteguhannya untuk tidak meninggalkan identitasnya sebagai santri.
Santri saat ini, atau istilah kerenya adalah santri zaman now, adalah bagian dari generasi milenial yang tentunya tidak terlepas dari karakteristik generasi milenial itu sendiri. Menurut Hassanudin Ali dan Lilik Purwandi, dalam bukunya yang berjudul Millenial Nusantara, yang dimaksud dengan generasi milenial adalah generasi yang dilahirkan pada tahun 1981-2000. Dalam kontek ini, milenial adalah istilah cohort (kohor).
Sebagai generasi yang lahir dalam kurun tertentu, dalam Millenial Nusantara dijelaskan bahwa setidaknya ada tiga karakteristik yang dimiliki generasi milenial, yaitu confidence (percaya diri) creative (karya akan ide dan gagasan), dan connected (pandai bersosialisasi dalam berbagai komunitas). Karakteristik ini yang tentu juga dimiliki oleh santri zaman now sebagai bagian dari santri milenial.
Di permulaan saat ini, nampaknya ada beberapa hal yang menarik untuk diperbincangkan juga kemudian perlu dipersiapkan. Selanjutnya, apa yang harus dilakukan santri dalam mempersiapkan diri agar bisa menjadi pelaku sejarah serta pelopor kemajuan peradaban di Indonesia di era milenial ini?