Nama Arent Jan Wensinck kurang begitu dikenal oleh kalangan masyarakat, kecuali bagi mereka yang mengkaji ilmu hadis. Sebelum kita bicara jasanya dalam pengembangan ilmu hadis, alangkah baiknya kita mengenal terlebih dulu biografi singkatnya.
A.J. Wensinck merupakan seorang ilmuwan yang secara serius mengkaji keislaman. Ia merupakan orang Belanda yang lahir di Aarlanderveen pada 7 Agustus 1882 dan meninggal pada 19 September 1939 dalam usia 57 tahun akibat menderita sakit kronis. Ia terlahir dari pasangan Johan Herman Wensinck dan Anna Sara Geertuida Vermeer. Ayahnya merupakan seorang pendeta Gereja Protestan Belanda. Hal ini mempengaruhi kepribadian Wensinck. Bahkan ia sampai mengikuti jejak ayahnya menjadi pendeta.
Perjalanan intlektualnya dimulai ketika selesai dari Gymnasium dan melanjutkan di Universitas Utrecht dengan mengambil fokus studi teologi. Namun, hal ini tidak berjalan lama. Akhirnya ia pindah studi dan mengambil studi bahasa-bahasa Semit di Fakultas Sastra Utrecht.
Sejak pindah di fakultas sastra ini Wensinck menunjukkan minatnya yang begitu mendalam pada bahasa Semit. Keseriusannya dalam kajian bahasa Semit ini ia buktikan dengan meraih predikat terpuji dan mendapat gelar Doctor of Literature atau Doktor bidang Kesastraan. Ia mampu mempertahankan disertasinya yang berjudul “Mohammed en de Joden te Madina” dengan pengujinya C. Snouck Hurgronje.
Dalam perjalanan kariernya, Wensinck pernah menduduki berbagai jabatan di lembaga penelitian ilmiah. Tercatat ia menjadi anggota Koninklijke Nederlanse Akademie Van Wetenschapen (KNAW) dari tahun 1917-1938. Kemudian, pada 1933 ia diangkat sebagai salah satu anggota orientalis yang terhimpun dalam Majma’ al-Lughah al-‘Arabiyyah al-Malaki, Kairo, Mesir. Wensinck banyak terlibat dalam proyek penelitian ilmiah internasional seperti penyusunan The Encyclopedia of Islam yang terdiri dari lima volume dengan edisi pertama bahasa Inggris dan Perancis. Selain itu, ia pernah menjabat sebagai rektor Universitas Leiden dan menjabat sebagai sekertaris Goeje Foundation.
Pemikiran Hadis Wensinck
Pandangan hadis Wensinck sama dengan para orientalis sebelumnya, yaitu skeptis pada hadis, bahkan meragukan matan hadis itu benar-benar dari Nabi Saw. Wensinck berpendapat bahwa urgensi studi ilmu hadis lebih ditekankan pada fungsinya sebagai alat untuk memahami ajaran Islam dengan mudah. Pendekatan yang dipakai Wensinck dalam mengkaji hadis adalah pendekatan sejarah. Hadis yang terhimpun hingga saat ini tidak lepas dari akar kesejarahanya.