CINTA YANG KEMARIN
Kemarin cinta sebatas kata dalam puisi
Yang dinyanyikan seorang penyair kepada kekasihnya
Kemarin rindu adalah bencana
Yang selalu singgah pada hati pencinta
Kemarin luka adalah percik api
Yang selalu dihindari dan dibenci.
Namun sekarang
Cinta, rindu, dan luka menjadi penempa
Dari jiwa yang pernah mencicipinya.
Lubtara, 2021.
MENCINTAIMU ADALAH KESENGAJAAN
Adakah kamu terlalu cepat menjauh
Atau aku yang terlambat berlabuh?
Entahlah
Aku masih belum paham mengenai cinta
Yang aku tahu mencintaimu adalah kesengajaan
Untuk bermain-main dengan luka dan kata.
Lubtara. 2021
AKU INGIN MERDEKA
Aku ingin merdeka!
Dari segala rayu dan wanita
Agar saat mengenal cinta
Aku bisa memilih bahagia atau derita
Aku ingin merdeka!
Dari setiap yang fana ataupun nyata
Sebab aku meyakini
Keduanya sebatas fatamorgana
Yang disuguhkan dunia
Agar nyaman berbuat dosa.
Lubtara. 2021
RITUAL PUISI
Ketika malam mulai menebar sunyi
Aku bersiap untuk semadi
Menguatkan hati
Demi menjalankan ritual puisi
Desir angin adalah pujian
Yang didengungkan alam
Ampas kopi adalah bukti sesaji
Yang kian tandas oleh imajinasi.
Malam ini aku melaksanakan ritual puisi
Disinari lentera purnama
Dengan menggenggam pena
Agar terkumpul diksi yang sempurna.
Lubtara, 2021.
ilustrasi: dq art gallery.