Cirebon, 23 Jam Kemudian…

Perjalanan ke Cirebon bermula dari sesuatu yang tampak remeh. Pada 7 Desember, di rumah Halim Pohan, Jalan Madrasah, Kukusan, Depok, kami menghabiskan waktu siang dengan obrolan santai. Topiknya berkelindan tanpa arah yang pasti: dari remeh remeh hingga konflik internal di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang kerap muncul dalam percakapan warga Nahdliyin.

Di sela-sela itu, pembicaraan mengerucut pada kajian Tafsir Mafâtîh al-Ghaib atau Tafsir Ar-Razi—kitab tafsir berat dan berlapis—yang diasuh oleh guru kami, KH Said Aqil Siradj, dan rutin digelar dua kali sepekan, setiap Kamis malam dan Ahad malam. Dari situlah muncul rencana: memublikasikan hasil kajian Tafsir Ar-Razi secara berkala di kolom khusus duniasantri.co.

https://www.instagram.com/jejaringduniasantri/

Sepulang dari rumah Halim Pohan, kami melanjutkan silaturahmi ke kediaman sastrawan Jamal D. Rahman—penulis, budayawan, dan mantan Pemimpin Redaksi Majalah Horison. Ketika mendengar rencana publikasi Tafsir Ar-Razi, Kang Jamal, sapaan akrabnya, sontak bereaksi dengan antusias.

“Wah, itu luar biasa. Sangat luar biasa,” katanya. Ia menekankan bahwa Tafsir Ar-Razi bukan kitab yang mudah disentuh, apalagi dikemas untuk publik luas. Respons itu membuat Mukhlisin, penanggung jawab pengelolaan web duniasantri.co, tampak berbinar; Chandra pun mengangguk kagum. Seolah ada pengesahan moral bahwa rencana yang semula terdengar nekat itu justru menemukan pijakannya.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan