TERLUPAKAN
Di antara angin, tubuhku bercerai
Perlahan menipis, berbentuk asap, hingga hilang
Sebuah kalung kesepian jatuh di atas rumput
Menjalar ke dalam tanah, hingga ke jantung laut
Aku mengembara
Dari kedalaman, aku memanggilmu
Melalui puisi ombak berdebur menerpa daratan
Memberikan basah di dua telapak kaki
Pernahkah kau merindukan debur dan basah ombak dariku?
Aku bertanya pada laut
Semestinya begitu
Meskipun angin dan laut adalah sahabat karib
Meniupkan perih di luka menganga
Terkadang memang dilupakan
Meski ratusan ombak ingin berbicara padamu
Tak ada yang bisa dilakukan
Hanya peribahasa yang tidak dimengerti
Olehmu yang terbata-bata membaca tanda dariku
Orang-orang hanya mengingat keindahan laut
Bukan memperhatikan
Tentang angin yang bekerja sama dengan air
Untuk menciptakan keindahan itu
Riau, 2022.
KIAMAT
Zaman berada di tepi jurang
Langit sebentar lagi akan runtuh
Planet di luar angkasa akan berbenturan
Matahari tak lagi menyala di timur
Pada barat, ia padam, dunia gelap
Hitam mengepung seluruh umat
Orang-orang terlena di tepi jurang
Berpesta dengan bir dunia
Mabuk dan terjatuh
Binasa, tersentak lalu tergugu
Dunia tidak lagi seperti biasa
Orang-orang bagaikan debu ditiup puting beliung
Air menerjang dan kehancuran membangunkanmu
Dari tidur panjang
Pada ranjang yang membuat terlena
Untuk tak mengingat usia bumi semakin renta
Riau, 2022.
SUBUH
Dinginnya mengingatkan
Bahwa ada sebuah nikmat yang tidak boleh dibiarkan lelap
Sebab ada pintu keberkahan membuka jalan menuju surga
Tempat berteduh dari lelahnya sakit malam
Melukai dada hingga berdarah-darah
Malam bagimu adalah kesunyian berduri