Kehidupan di pondok pesantren juga menjadi pembicaraan hangat di setiap percakapan warung kopi. Klaim feodalisme santer dilekatkan pada santri yang mencari berkah dari kiainya, misalnya. Padahal itu sungguh salah kaprah.
Pendidikan pesantren bukan corak produksi ekonomi, yang relasinya untung-rugi dan tawar menawar. Santri dididik untuk menjadi pribadi yang kokoh spiritual dan peka terhadap lingkungan. Lihat saja, tradisi ro’an yang membentuk jiwa solidaritas dan sikap reaktif santri pada kebersihan pesantren.

Santri yang dikenal kaum sarungan kesehariannya tak lepas dari aktivitas mengaji kitab kuning dan tafsir Al-Qur’an. Kalangan ini terkesan dipenjara dengan pagar bertembok beton. Jauh dari alat elektronik. Makan di wadah nampan. Paling mentok, hiburannya bermain sepak bola, itupun kalau tidak sedang terkena ta’zir.
Namun, ada sisi lain yang mungkin tidak disorot oleh masyarakat, yaitu soal aktivitas kebersihan santri. Realitas inilah yang persis yang dilakukan santri Pondok Pesantrem Yasinat, Kesilir, Wuluhan, Jember, Jawa Timur.
Para santri di Pesantren Yasinat belajar ilmu agama salah satunya tafsir Al-Qur’an, agar dapat menerapkan di kehidupan nyata. Misalnya, santri Yasinat saat setelah maghrib mengaji Tafsir Ibriz. Di sana, ayat Al-Qur’an yang ditafsiri termasuk ayat tentang bagaimana menjaga lingkungan.
Tafsir tidak dipahami tekstual, tapi diadopsi menjadi perilaku rutinitas santri. Terlebih soal kebersihan pesantren. Pengasuh pesantren hingga mengingatkannya dengan dawuh: “Resikono Panggonanmu, Kanthi Niat Ngresiki Atimu”. Kalimat yang singkat dan jelas berdampak.
Piket sebagai Amal Ekologis
Rutinitas kebersihan santri Yasinat dibuat piket layaknya ronda di perumahan. Dijalankan secara bergilir saat pagi dan sore hari. Hanya, bedanya, kalau ronda menjaga keamanan saat malam, sedangkan piket menjaga kebersihan pesantren. Setiap sampah yang dipungut akan bernilai ibadah, manakala tidak dicampuri niat pencitraan. Sebab, adakalanya santri yang semangat piket hanya demi ingin melirik paras anggun santriwati.
