Dengan Naskah Drama, Ridho Hafiedz Jadi Sarjana

25 views

Seorang mahasantri Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mencatatkan sejarah baru. Ridho Hafiedz, yang mengambil Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), meraih gelar sarjana tanpa skripsi, melainkan naskah drama.

Naskah drama berjudul Makan! merupakan tugas akhir kuliah Ridho Hafiedz sebagai pengganti skripsi. Naskah drama yang mengangkat tema besar mengenai krisis pangan di masa depan tersebut diajukan dalam sidang pada Rabu, 19 Februari 2025. Dan Ridho dinyatakan lulus, berhak menyandang gelar sarjana.

Advertisements

Naskah tersebut menggali problematika yang muncul akibat dominasi industri pangan instan, yang diyakini dapat memicu krisis pangan global pada tahun 2050. Dalam karya tersebut, Ridho menampilkan kritik tajam terhadap kebijakan pemerintah dan mengangkat isu kesenjangan sosial yang ditimbulkan oleh ketergantungan pada pangan instan.

“Makan! bukan hanya sebuah naskah sastra, tetapi sebuah karya yang mencoba menyentuh kesadaran masyarakat mengenai dampak konsumsi pangan berlebihan dan bagaimana industri pangan instan berpotensi mengarah pada kehancuran dunia,” ungkap Ridho di sela sidang kesarjanaannya.

Ridho menceritakan proses pengerjaan naskah ini berlangsung selama enam bulan untuk penyempurnaan draf pertama dan satu bulan untuk penyempurnaan draf kedua. Dalam karya ini, Ridho memanfaatkan konsep tata ruang interaktif untuk menciptakan pementasan yang simbolik. Ia juga menekankan pentingnya bunyi sebagai elemen utama dalam pementasan, lebih dari sekadar musik latar.

Dalam presentasinya Ridho menyampaikan bahwa amanat dari naskah ini adalah untuk meningkatkan kesadaran manusia terhadap dampak buruk konsumsi berlebihan dan pentingnya pengelolaan sumber daya alam yang lebih bijaksana. Ia berharap, melalui karya ini, masyarakat dapat lebih peka terhadap tantangan besar yang dihadapi dunia, serta menyadari bahwa krisis pangan bukanlah masalah yang bisa diabaikan.

Ridho yang kelahiran Tangerang Selatan, 23 Mei 2002, ini memang sudah lama akrab dengan dunia teater. Sejak tahun 2021, ia bergabung bersama UKM Teater Syahid di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang menjadi wadah eksplorasi dan pengembangan dirinya dalam bidang seni teater.

Aktivitas dan pengalaman kreatifnya selama empat tahun terakhir didapat dari proses belajar pada beberapa kelompok teater kampus di Tangerang Selatan dan Jakarta. Selama berkuliah, Ridho pernah menjadi aktor pada pertunjukan Janger Merah (2021), Dhemit (2022), Monolog Topeng-topeng (2022), Sebagaimana Bilamana Adanya (2023), Dalam Bayangan Tuhan (2023), Mesin Jemaat (2023), dan Makan! (2024). Selain itu pernah menyutradarai beberapa pementasan seperti Dalam Bayangan Tuhan (2023), Monolog Simalakama (2023), dan Millennials 21+ (2024). Ia juga beberapa kali membuat naskah sendiri yang dipentaskan, di antaranya berjudul Bagaimana Kamu Mengenal Dia (2024), Millenials 21+ (2024), dan Makan! (2024).

Sidang akhir tanpa skripsi ini juga mengundang Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta Profesor Siti Nurul Azkiyah M.Sc., Ph.D. Ia mengapresiasi Program Studi PBSI atas keberhasilan mahasiswa, karena ini merupakan perdana mahasiswa FITK lulus tugas akhir tanpa skripsi.

“Tema yang disampaikan dalam naskahnya tentang makan yang menjadi masalah krusial di negara kita. Bagaimana melalui sastra ini menjadi edukasi bagi generasi berikutnya. Harapannya syiar tentang karya dari mahasiswa PBSI ini bisa disebarkan ke masyarakat. Selamat kepada Ridho Hafidz,” ujarnya dalam sambutannya di ruang sidang FITK.

Selain itu dosen, pembimbing Ridho, Rosida Erowati M.Hum, menjelaskan secara singkat latar belakang mahasiswa bimbingannya.

“Ridho sudah berproses dari semester awal aktif di Teater Syahid dan juga menjadi sutradara dari pementasan Pestarama 8 dengan naskah Dalam Bayangan Tuhan karya Arifin C Noer. Selain itu, Ridho sudah mengikuti berbagai perlombaan nasional terkait keaktoran dan kepenulisan naskah,“ tuturnya di awal sidang.

Kepala Program Studi PBSI Dr Ahmad Bahtiar dalam sambutannya menyampaikan bahwa berdasarkan SK Rektor tentang Tugas Akhir dan Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah kelulusan mahasiswa dapat melalui publikasi ilmiah, karya seni, dan lainnya.

“Di PBSI Ridho Hafiedz sebagai pencetak sejarah untuk pertama kalinya lulus tugas akhir tanpa skripsi,” tandas Ahmad Bahtiar.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan