Di Demak, Santri Proaktif Tes Corona

28 views

Para santri dari berbagai pondok pesantren yang berasal dari Demak, Jawa Tengah, menggalakkan gerakan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona. Dengan gerakan ini diharapkan pandemi Covid-19 segera berakhir dan kehidupan kembali normal.

Dalam beberapa hari terakhir, santri pondok pesantren dari berbagai daerah yang berasal dari Kabupaten Demak, Jawa Tengah, mulai pulang kampung. Mereka kebanyakan berasal dari pondok pesantren di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Begitu tiba di Demak, dengan kesadaran sendiri, mereka langsung berkoordinasi dengan Satgas NU Peduli Covid-19 untuk menjalani tes kesehatan sesuai dengan standar protokol kesehatan.

Advertisements

“Ini langkah yang baik dan patut dicontoh oleh komunitas lain, terutama para pekerja yang pulang kampung setelah dalam kurun yang lama beraktivitas di luar Demak,” kata perwakilan Bagian Kesra Setda Demak, Iswoyo di sela menyaksikan proses tes kesehatan santri Tahfidz Darul Mustofa Wonosalam, Demak, Jateng, belum lama ini.

Dia menambahkan, sikap proaktif para santri Demak sebagai langkah positif untuk mendukung upaya pemerintah memutus mata rantai penyebaran Covid-19, khususnya di Demak. “Mereka koordinasinya dengan otoritas pencegahan Corona sehingga dapat diperoleh informasi atau data kesehatan para santri karena semuanya terekam dengan baik,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Pengurus Cabang (PC) Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Kabupaten Demak, Kiai Ali Saqof, mengatakan, sebagai perangkat NU yang mengkoordinasi pesantren, RMI Demak berupaya agar dunia pesantren di Demak menjadi pelopor terdepan dalam upaya memutus mata rantai Corona.

“Santri menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, meski harus menjalani rapid test, tes kesehatan, atau yang lainnya terkait dengan upaya pencegahan virus Corona, dengan ikhlas dan gembira selalu diikutinya dengan baik,” katanya.

Bagi santri, lanjutnya, jika terdeteksi positif Corona dan harus dikarantina, juga tidak akan menjadi masalah. Sebab, karantina itu bagi santri merupakan hal yang sudah biasa. Karena, saat belajar di pondok sejatinya santri itu sedang menjalani karantina di bawah bimbingan kiai dengan membatasi kebebasannya.

“Jadi boleh dikata mereka terbiasa sekali atau tidak asing dengan karantina. Bedanya, kalau karantina di rumah yang mengawasi langsung orang tuanya,” ujarnya.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan