Dramatisasi Cerpen “Umi Kalsum”: Resonansi Budaya Islam

290 views

Pekan Kebudayaan Nasional merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pekan kebudayaan ini sebagai bentuk implementasi dari agenda strategi pemajuan kebudayaan yang telah disepakati pada Kongres Kebudayaan Indonesia 2018, dengan menyediakan ruang keberagaman ekspresi budaya. PKN 2023 yang bertemakan “Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan” tersebar 40 titik di seluruh Indonesia. Salah satunya di Tanggerang Selatan, tepatnya di Lobi Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dilaksanakan pada tanggal 20-29 Oktober 2023.

Ruang tamu pekan kebudayaan nasional PBSI UIN Jakarta mengusung tema “Resonansi Budaya Islam: Dari Ciputat untuk Dunia” yang menghadirkan semangat pengenalan praktik kebudayaan, khususnya budaya Islam. Serangkaian kegiatan yang dihadirkan bermacam-macam. Ada semakan puisi, workshop inventarisasi Pojok Baca Danarto, bedah buku “Surat Jibril” karya Maftuhah Jakfar, workshop stand-up comedy sufi, hingga tribute budayawan muslim Ciputat.

Advertisements

Dalam rangkaian acara Ruang Tamu PKN 2023 Prodi PBSI FITK UIN Jakarta mengaktivasi ruang lobi dan selasar lobi FITK UIN Jakarta sebagai ruang publik bersemangat kebudayaan. Dalam aktivasi ruang ini, dosen, mahasiswa, komunitas budaya, hingga masyarakat umum diundang untuk terlibat aktif mengapresiasi kebudayaan Islam di kampus Ciputat.

Dalam Pekan Kebudayaan Nasional 2023, Senin, 23 Oktober 2023 ada penampilan mahasiswa yang membawakan “Dramatisasi Umi Kalsum” yang naskahnya merupakan hasil garapan mahasiswa. Kegiatan alih wahana pada karya sastra yang merupakan kumpulan cerpen Umi Kalsum karya Djamil Suherman menjadi sebuah naskah “Dramatisasi Umi Kalsum: Kisah-Kisah Pesantren” yang dijadikan pertunjukkan.

Umi Kalsum: Kisah-Kisah Pesantren oleh Djamil Suherman merupakan kumpulan cerpen yang menjadi sumber adaptasi dari dramatisasi Umi Kalsum: Kisah-Kisah Pesantren. Kumpulan cerpen Djamil Suherman berlatarkan lingkungan pesantren, sehingga subbab dari judul-judul cerpen, yakni: Jadi Santri, Pesantren dan Kyai Kami, Main Gambus, Malam Mauludan, Kitab Jenggot dan Para Pemeluknya, Pendekar-Pendekar Kedungpring, Umi Kalsum, Kesunyian menjelang Asar, dan Penggali Kubur.

Tergambarkan secara jelas melalui judul-judul cerpen adanya pengangkatan lingkungan Islam yang sangat kental. Cerpen Umi Kalsum menyinggung kebudayaan Islam (Pondok Pesantren, Kyai, Tradisi Mauludan, dan lain-lain), masalah kepercayaan dalam agama, juga kondisi sosial yang sangat terlihat kesenjangan pada pandangan masyarakat. Dari semua hal yang dibahas, yang paling menarik dari cerpen ini adalah adanya romansa atau kisah cinta dari si Djamil (tokoh utama) dan juga tokoh pendukung lainnya.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan