Akhir-akhir ini hujan kerap turun tanpa mengenal waktu, seperti rinduku pada ayah yang tak pernah menemukan temu. Sedang sore ini, di teras rumah, aku duduk sendiri memandang hujan yang berlarian dari langit. Meski dingin kucoba tetap bertahan dari gigil.
Kudekap jaket erat-erat di tubuhku, mencoba berlindung dari dingin yang kejam. Sesekali aku melihat hujan yang deras. Saat aku memaku pandang pada butiran suci itu, menerobos, tanpa mengindahkan petir yang menyambar-nyambar. Dalam kegetiran yang mencekam, aku melihat lelaki berdiri mematung dalam kerumuna air hujan di seberang jalan. Aku bingung, antara menolongnya dan memanggil ibu. Tapi siapa lelaki itu? Apa dia preman? Orang gila? Atau seseorang yang ingin numpang berteduh?
Tatapan lelaki itu tajam mengarah padaku, membuatku sungkan untuk melihatnya walau beberapa detik. Di tempat duduk, aku bingung dengan tatapan lelaki itu. Mengapa ia menatapku dengan seperti itu? Apa ia kenal aku? Atau lelaki itu sengaja mencariku? Tapi, sekali lagi, siapa lelaki itu? Seumur-umur aku belum pernah melihatnya.
“Devi, kau tidak mau masuk, di luar dingin,” panggil ibu dari ruang tamu. Pendengaranku sumbang, sebab pantulan hujan pada genting-genting membuat bising suasana, dan aku menoleh meski suaranya tidak begitu jelas.
“Iya, tapi Bu, Devi betah di sini, malah Devi ingin main hujan-hujanan,” seketika pikiranku berlari pada masa kanak-kanakku.
Dalam hati, ingin sekali aku mendatangi lelaki itu, tapi rasa takut dan tidak pamit kepada ibu aku jadi urung, sebab tatapan lelaki itu masih tajam mengarah padaku. Au kikuk untuk melakukan apa, tapi yang tak bisa aku tinggalkan melihai rinai hujan.
***
Setelah sekian lama tidak bersama keluargaku, aku dirundung rindu. Rindu istriku yang selalu membuatkan kopi saat hujan mengguyur bumi. Rindu anak perempuanku yang selalu minta diawasi saat bermain hujan, meski sudah dengan teman sebayanya. Dan rindu jagoanku yang berumur dua tahun semasih aku berkumpul dengan keluargaku, bila hujan turun ia akan merengek dan minta ditimang ibunya. Semua kenangan bersama keluargaku lekat diam dalam angan.