Hikayat Talang

25 views

Pada masing-masing ujung atap belakang dua rumah yang berdiri berdekatan itu menempel dua talang yang berguna mengalirkan air hujan ke sisi yang dikehendaki oleh masing-masing pemilik mereka. Pada awalnya, dua talang itu menjalani tugas tersebut dengan riang-gembira. Hingga suatu ketika, si talang yang berada di rumah sebelah kiri merasa iri, karena air yang selama ini melewatinya hanya dinikmati pepohonan di pekarangan sekitar situ hingga-hingga tampak hijau royo-royo dedaunan mereka; ia  menginginkan air untuk dirinya, cuma persoalannya, ia tidak tahu bagaimana caranya.

Sebetulnya, saat ia mengutarakan hal tersebut, talang yang berada di rumah sebelah kanan menasihatinya. Temannya berkata, bahwa mereka bukanlah bak yang dibuat untuk menampung air; mereka hanyalah talang yang, selain mengalihkan tampias air hujan, juga memudahkan pepohonan tersebut menikmati limpahan air yang merupakan rahmat Gusti Allah Ta’ala, Pencipta alam raya serta seluruh isinya.

Advertisements

Di samping itu, lanjut temannya, sebagai talang mereka pernah dijadikan perumpamaan untuk menggambarkan kebaikan manusia. Ceritanya, sembari membersihkan temannya tersebut, si pemilik rumah menyatakan, bahwa manusia ada baiknya meniru talang dalam hal mengalirkan apa yang melewatinya.

Manusia, demikan kata si pemilik rumah, lahir dalam kondisi tidak tahu apa-apa; tidak membawa apa-apa. Seiring pertumbuhannya, Gusti Allah Ta’ala memberinya berbagai karunia di antaranya: pengetahuan dan harta—lewat berbagai cara. Karena semua yang ada pada manusia adalah milik Gusti Allah Ta’ala, maka setelah manusia mengambil manfaat untuk dirinya, ia membagikannya kepada sesama makhluk ciptaan-Nya sebagaimana perintah-Nya yang diajarkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam—utusan-Nya. Misal, setelah memiliki harta dan memanfaatkannya untuk kebutuhannya, maka ia membagi harta tersebut kepada sesama, baik lewat transaksi membeli atau menyedekahkannya; setelah memiliki ilmu dan memanfaatkan untuk dirinya dengan cara mengamalkannya, maka ia membagi ilmu tersebut kepada sesama dengan cara mengajarkannya.

Atas semua itu, demikian temannya menyimpulkan, sebagai talang seharusnya mereka mensyukuri kebermanfaatan dan keberadaan mereka. Akan tetapi, ia tidak peduli nasihat temannya.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan