Ilmu Laduni dan Santri Milenial

322 views

Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi kaum muslim, baik muslim laki-laki maupun muslim perempuan. Kewajiban menuntut ilmu dijelaskan dalam hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Majjah.

طلب العلم فريضة على كل مسلم

Advertisements

”Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majjah)

Di dalam dunia pesantren, para santri dibina serta ditempa dengan pendidikan agama yang intensif. Pesantren sendiri menggunakan sistem kurikulum 24 jam, di mana mereka belajar tidak hanya di pagi dan siang hari. Akan tetapi, mereka belajar dari pagi hari hingga larut malam demi mendapat ilmu agama dari kiai. Mereka dituntut bukan hanya sekedar mengerti terhadap ilmu yang dipelajari, tetapi mereka juga dituntut untuk bisa mengamalkan ilmu yang telah didapatkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Dalam proses mencari ilmu, semua santri harus mematuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh pondok pesantren, dan tidak bisa melakukan hal-hal yang bertentangan dengan aturan pondok. Berbagai kesenangan-kesenangan semu bisa mereka dapatkan dengan bebas di luar sana, tetapi ketika memasuki pesantren, santri harus menjauhi kesenangan semu yang dapat melalaikan kehidupan. Sebagian orang menganggap bahwa pesantren adalah penjara suci, karena para santri dikurung, dibina, dan ditempa supaya menghasilkan manusia yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa.

Untuk mendapatkan sebuah ilmu, terdapat berbagai jalan yang dapat ditempuh. Jalan pertama yaitu ditempuh dengan usaha keras. Dalam hal ini, para santri diharuskan berusaha keras untuk mendapatkan ilmu. Mereka harus memiliki banyak waktu yang digunakan untuk belajar, menelaah, serta mengulang-ulang kitab-kitab yang telah dipelajari agar tidak lupa. Menguasai dan memahami ilmu agama dengan cara ini bukanlah hal yang mudah, karena membutuhkan kesungguhan yang kuat, kesabaran  yang tinggi, serta konsisten dalam belajar. Karena dalam mencari ilmu agama di pesantren tidak cukup setahun sampai dua tahun saja, bahkan banyak yang sudah puluhan tahun mereka belum maksimal dalam memahami ilmu agama.

Jalan yang kedua dapat melalui penghetahuan yang berasal langsung dari Tuhan tanpa harus belajar serta menelaah sebuah ilmu. Ini bisa disebut dengan ilmu laduni. Dalam hal ini, banyak keyakinan bahwa kiai-kiai zaman dahulu mendapatkan ilmu dengan cara laduni, yaitu diberi langsung oleh Allah.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan