Kita seringkali terlambat mengenali dan mengapresiasi karya-karya sastra dunia, padahal darinya kita bisa belajar banyak. Salah satunya sebab proses pengalihbahasaan yang juga terbilang sangat terlambat, dan memang tidak mudah untuk memperoleh dan menikmati karya-karya sastra dunia dalam bahasa aslinya.
Karya-karya James Joyce termasuk yang sangat terlambat dipublikasikan dalam bahasa Indonesia. Padahal, James Joyce tergolong salah satu penulis paling berpengaruh dari awal abad ke-20. Di antara karyanya yang sangat terkenal adalah kumpulan cerita pendek Dubliners (1914), novel semi otobiografi A Portrait of the Artist as a Young Man (1916), novel eksperimental Ulysses (1922), dan Finnegans Wake (1939).
Ia lahir di Dublin, Irlandia pada 2 Februari 1882 dan meninggal di Zurich pada 1941. Joyce tumbuh di tengah perubahan era Victoria menuju zaman modern. Era itu ditandai oleh perkembangan luar biasa dalam bidang teknologi, ilmu pengetahuan, urbanisasi, industrialisasi, konsumerisme, dan peperangan. Itulah yang nanti banyak mewarnai karya-karyanya dengan banyak eksperimen sehingga melahirkan bentuk-bentuk sastra yang inovatif memasuki dunia modern.
Karyanya yang disebut-sebut paling monumental dan eksperimental adalah Ulysses. Novel ini sebenarnya hanya mengisahkan dua tokoh yang terjadi hanya dalam satu hari, ditulis hingga 700 halaman dalam bahasa Inggris dengan ukuran huruf yang sangat kecil. Jika diterbitkan dalam bahasa Indonesia, diperkirakan mencapai lebih dari 1000 halaman. Disebut sebagai karya yang monumental dan eksperimental karena novel ini mampu menggambarkan alam kesadaran dan pikiran tokoh-tokohnya dengan pilihan-pilihan bahasa yang berbeda dan teknik penceritaan yang mendistorsi waktu. Para kritikus menilai Ulysses sebagai salah satu karya sastra terbaik abad ke-20. Novel lanjutannya, Finnegans Wake, dinilai melebihi Ulysses dengan tambahan sebutan kontroversial
Orang-orang Dublin
Pada dekade 2000-an, sebenarnya dua karya James Joyce pernah diterbitkan dalam edisi Indonesia, yatu A Portrait of the Artist as a Young Man dan Dubliners yang diterbitkan Jalasutra dan Jendela. Namun keduanya sudah sulit untuk didapatkan. Sastrawan Wawan Eko Yulianto konon sudah beberapa tahun berkutat untuk menejermahkan Ulysses, namun hingga kini novel ini belum dipublikasikan dalam bahasa Indonesia.