Cahaya purnama memandikan hutan. Perempuan berjubah merah menyeret sosok lelaki berlumuran darah. Ia melolong, menjerit, lantas memegang perut buncit. Ia rubuh, meronta kesakitan. Bayi di perutnya menendang kencang. Tangannya menggerayang mencari gagang. Batang pohon ditemukan. Ia menjerit lagi sambil menahan napas, menarik napas, dan menjerit lagi sampai ia meninggal. Orok menangis di selangkangan, darah terus keluar di selangkangan. Seekor serigala datang dari kejauhan. Orok makin keras menangis. Serigala itu membawa orok dari ibu yang telah mati.
Setelah seminggu bangkai kedua mayat suami istri membusuk, darah mengering dan hilang. Kedua mayat itu diseret binatang buas dan bau anyir tercium di sepanjang hutan dan tulang belulang terkubur di bawah pohon,
***
Ami, kekasih Amat, tidak lagi mau bertemu dengannya. Dia tidak tahu mengapa sikapnya berubah begitu drastis. Messeger tidak dibalas, telepon tidak diangkat. Amat mengemudikan motor melewati perbatasan desa, menyeberangi jembatan lalu berhenti. Sore itu sepi, tidak banyak motor berlalu-lalang, segera dia teringat Ami. Tidakkah semua itu cuma kenangan usang yang tidak memiliki ruh mau pun jiwa. Lalu apakah dia masih mencintainya?
Dia kembali melajukan motornya dengan hati bimbang. Sesekali dia tengok kanan kiri memastikan tidak ada begal yang mengikuti. Sebelum sampai di desa, dia melihat Ustaz Mamad dan warga berbondong-bondong keluar desa mengarak perempuan tanpa kerudung. Mereka membawa pentungan dan jeriken berisi minyak tanah. Terdengar sorakan dari belakang.
Amat sepertinya mengenal siapa perempuan itu. dia mengingat-ingat kembali tapi yang muncul adalah wajah Ami. Terbesit di benaknya untuk mengikuti arakan. Dia penasaran apa yang akan Ustaz Mamad dan warga lakukan pada perempuan itu. Mengingat, dia sudah lima hari di luar desa dan tidak tahu apa yang sebenarnaya terjadi. Arakan berhenti di hutan. Salah satu warga mengikat perempuan itu di pohon, lalu Ustaz Mamad menghampiri dan bertanya.
“Kau tahu siapa sebenarnya Amat?” Perempuan itu diam. Amat yang tidak jauh dari situ menajamkan telinga.