Kisah Nasreddin Hodja dan Kue Pecah

166 kali dibaca

Berikut adalah sebuah cerita jenaka yang disadur dari buku Nasreddin Hodja: Kumpulan Cerita Bijak.

Di sebuah desa yang damai di Anatolia, hidup seorang tokoh bijak bernama Nasreddin Hodja. Nasreddin dikenal sebagai seorang pria yang tidak hanya cerdas tetapi juga memiliki rasa humor yang tajam.

Advertisements

Suatu hari, Hodja diundang ke sebuah pesta pernikahan di desa tetangga. Sebagai tanda terima kasih dan penghormatan, ia memutuskan untuk membawa sebuah kue spesial yang telah dibuat oleh istrinya.

Ketika kue itu selesai, Nasreddin Hodja sangat bangga dengan hasilnya. Kue tersebut berwarna cerah dan dihiasi dengan berbagai macam topping yang menarik.

“Kue ini pasti akan membuat semua orang terkesan,” pikir Hodja sambil membungkusnya dengan hati-hati.

Di hari pesta, Nasreddin tiba di rumah pengantin dengan kue di tangannya. Ia disambut dengan hangat oleh tuan rumah yang dengan senang hati menerima kue tersebut.

“Wah, terima kasih banyak, Hodja! Ini pasti kue yang sangat istimewa,” kata tuan rumah.

Hodja tersenyum lebar dan menjawab, “Tidak ada yang istimewa, hanya usaha dan sedikit cinta.”

Acara pernikahan dimulai, dan semua orang berkumpul di ruang makan. Saat makanan disajikan, Nasreddin melihat bahwa kue buatannya belum dikeluarkan. Ia pun dengan sabar menunggu saat yang tepat untuk memperkenalkan kue tersebut. Akhirnya, saatnya tiba dan kue dikeluarkan. Semua tamu terkesima melihat betapa indah dan lezatnya kue itu tampak.

Namun, ketika seseorang mencoba memotong kue, pisau itu tampaknya tidak bergerak seperti yang diharapkan.

“Coba lihat ini,” kata salah satu tamu dengan penasaran. “Sepertinya kue ini sangat keras!”

Nasreddin Hodja yang melihat kebingungan di wajah para tamu tidak bisa menahan tawa. Ia berdiri dan berkata, “Ah, sepertinya ada yang salah dengan pisau itu. Biarkan saya mencoba.”

Dengan penuh keyakinan, Nasreddin mengambil pisau dan mencoba memotong kue. Namun, bukannya memotong, pisau tersebut melompat dari tangan Hodja dan meluncur ke arah meja, membuat beberapa tamu terkejut.

Melihat reaksi tersebut, Nasreddin Hodja berkata sambil tertawa, “Ternyata, kue ini tidak hanya keras, tapi juga sangat bandel! Mungkin dia terlalu senang di hari bahagianya sehingga tidak mau dipotong.”

Tuan rumah, yang sudah merasa sedikit malu, akhirnya berkata, “Hodja, mungkin kita harus mencoba memotongnya dengan alat lain.”

Setelah mencoba berbagai alat dan teknik, akhirnya mereka memutuskan untuk menghancurkan kue dengan cara yang lebih tradisional, yaitu menggunakan palu kayu kecil. Saat kue akhirnya bisa dipotong, semua orang tertawa dan menikmati setiap potongannya dengan penuh semangat. Meskipun kue itu sangat keras, rasanya tetap enak dan memuaskan.

Ketika semua orang telah selesai makan dan tertawa, Nasreddin Hodja berdiri untuk mengucapkan terima kasih.

Ia berkata, “Hari ini kita telah belajar dua hal: Pertama, meskipun kue saya keras, kebersamaan dan tawa yang kita bagi jauh lebih berharga. Kedua, jika ada yang tidak bisa dipotong, jangan khawatir—karena terkadang yang terbaik adalah menerima dengan senyum dan menghadapinya dengan humor.”

Semua orang tertawa dan setuju bahwa pesta tersebut adalah salah satu yang paling berkesan dan menyenangkan yang pernah mereka hadiri. Nasreddin Hodja, dengan kue kerasnya dan kebijaksanaannya, sekali lagi membuktikan bahwa humor dan kearifan bisa menyatukan orang dan membuat setiap momen lebih berharga.

“Cerita ini, meskipun mengandung elemen humor, juga mencerminkan kebijaksanaan Nasreddin Hodja yang sering kali menggunakan humor untuk menyampaikan pesan-pesan penting.”

Multi-Page

Tinggalkan Balasan